Sabtu, 03 Mei 2014

Menyapa Pemilik Hati.....







Bagaimana kabarmu di sana wahai pangeran hatiku....
ku harap kau selalu bersemangat...dan tersenyum menghadapi kejutan-kejutan dunia yang mengoncang jiwa dan memaksa bangkit dari alas bumi ini....
ku harap...kau selalu mengucapkan kalam-Nya walaupun kesibukan selalu menyeretmu dari kesantaian hidup...
ku meminta,,kau selalu menjaganya karena ia adalah mutiara yang sangat berharga...
ku selalu mendoakanmu....
ingatlah......waktu ada di dalam genggamamu...
jangan pernah lepaskan dia hanya untuk hal-hal yang sia-sia....
Insyaallah cintaku....akan selalu di jagakan oleh-Nya selama kau masih di tetapkan yang terbaik untukku....salam hangat dan rindu dariku untukmu....bersemangatlahhhh....

Bersahabatlah Dengan Waktu.....

Waktu.........

begitu berharganya yang satu ini....
kehadirannya tidak dapat ditulak dari diri seseorang....
dan tidak pula dapat diusir dari ruang kehidupan....
setiap detik, menit, jam ia berlalu....
kau tidak akan pernah dapat mengembalikannya lagi....
Namun setiap orang tau bahwa kau begitu berharga....
tapi tidak semua orang menyadarinya..dan tau bagaimana seharusnya memperakukanmu agar dapat bersahabat dengan jiwa.....
hmmm...di pagi minggu yang cerah ini...jauh ketika ku masih berjalan di pertengahan mimpi malam....bayangan namamu yang baru " waktu pagi minggu " sudah terbayang di pikiran apa yang akan aku berikan untukmu agar ketika kau berganti jejak aku dapat meninggalkan kenangan yang melembutkan rasa..dan cerita yang terukir untuk  ku kabarkan kepada keluargaku kelak..., betapa ruginya aku selama ini yang telah banyak tidak menghiraukanmu....ku mohon,,,berikanlah tamparan lembut kepada hatiku ketika ku lupa kepadamu...salam hangatku di pagi minggu....
love you umi wa ukhti...yang mewarnai awal hariku di pagi ini dengan mendengar suara kalian....
sahabar Qur'ani gunakan waktumu dengan baik yaa....

Kata Yang Begitu Bermakna



Arti Kata Sayang dari Seorang Ibu....


  Hari ini bagiku kata santai sulit untuk ku temukan. hayyy...rasa... dimanakah kau berada sehingga aku tidak berjumpa dirimu. Betapa lelahnya badan ini yang ku bawa berjalan mengitari sekitar UIN Malang hanya untuk mengerjakan tugas-tugas yang menyita hari santaiku pada hari sabtu ini. huahhh....begitulah kerjaannya seorang mahasiswa..begitu lucu kalau kau mengeluh. menjalaninya adalah suatu langkah yang tepat. Namun apalah yang bisa mengobati rasa lelah ini...sehingga menyihirnya menjadi semangat yang muncul pada raut wajahku. Ahaaaa!!!!,,,,,ku tau (sambil senyum ): nelpon umi saja.....". Ketika telpon diangkat umi menyapaku dengan kata "SAYANG". Masyaallah ...serasa lelah ini terangkat dari tubuh...kata itu seakan mengantikan pelukan yang sudah lama belum kurasakan lagi dari seorang ibu. 
             Umi aku sangat merindukanmu..di setiap do'aku ku selipkan selalu namamu....
              wahai teman-temanku jangan pernah kau menyakiti ibumu...karena dia adalah orang yang begitu berarti dalam hidup kita. dia telah banyak berkorban demi kita di waktu kecil. TIDAKKAH KAU SADARI ITU....kirimlah selalu doa untuknya walaupun dari kejauhan...

LAPORAN KKL MALANG-YOGYAKARTA





KATA  PENGANTAR
Puji SyukurpenulispanjatkankehadiratAllahSWTatasrahmatdanhidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanlaporan Kerja Kuliah Lapang ini, dengan judul  Laporan Observasi Lapangan PG.Madukismo dan UPT BBPTK LIPI  Yogyakarta  Yogyakarta” dengan  tepat waktu.
LaporaninidisusununtukmemenuhitugasKuliahKerjaLapang ke PG. MadukismosertaInstansi UPT BBPTK LIPI  YogyakartayangdiadakanolehJurusanBiologiUniversitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang padatanggal 15 sampai 17  April 2014.Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    DosenpengampumatakuliahTeknikInstrumentasi dr. TiasPramestiGriana, .AinunNikmatiLailiM.Si, KholifahKholilM.Si, dan Nur NailiSusantiM.Si.
2.    Dosenpembimbing dr. TiasPramestiGriana, sekaligussebagaiwalikelasbiologi c.
3.    Teman-temansatuangkatan biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
4.    Teman-temankelasbiologi c.
Penulismenyadaribahwadalammenyusunlaporanini jauhdari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun  sangat penulis harapkan demi perbaikandankesempurnaanlaporanini.Semogalaporanini bermanfaatbagi semua pihakyangberkepentingan.
Malang, 3 Mei 2014


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Ilmu pengetahuan telah menjadi sasaran pokok oleh para musafir ilmu.Tingkat pendidikan saat ini sangat diprioritaskan untuk memperoleh sumber daya manusia yang cerdas dan cakap dalam bidang pendidikan dengan skill yang berkualitas, ketika memasuki dunia kerja.Karena persaingan dunia kerja yang sangat kuat, banyak perusahaan-perusahaan dan industri-industri pabrik yang memutuskan untuk gulung tikar disebabkan adanya perusahaan dan industri pabrik asing dengan tenaga-tenaga kerjanya yang jauh lebih canggih sehingga tenaga-tenaga kerja di Negara sendiri tidak dibutuhkan lagi.
Daerah Yogyakarta adalah sebuah kawasan industri tradisional yang masih mempertahankan adat dan kulturalnya sampai saat ini.Seperti halnya PG. Madukismo di daerah Klaten yang berdiri sejak tahun 1955, yang masih mempekerjakan orang-orang sekitar pabrik sebagai pegawainya, jadi belum ada campur tangan dari tenaga kerja asing didalamnya.Mulai dari pengelolaan ladang tebu sampai pengolahan tebu menjadi gula, dan pengolahan ampas atau limbah tebu tadi menjadi alcohol dan spirtus yang biasanya dipergunakan dalam melakukan sebuah penelitian ataupun dalam bidang kedokteran.
Selain itu, terdapat balai penelitian atau LIPI di daerah Gunungkidul Yogyakarta yang digunakan sebagai balai penelitian pangan di Yogyakarta. Balai ini juga melakukan produksi-produksi sampel bahan makanan yang nantinya akan menjadi salah satu komoditas pangan industri-industri  pangandi daerah sekitar Yogyakarta.
Oleh karena itu, laporan kuliah kerja lapang ini membahas tentang sejarah dan proses produksi PG.Madukismo serta UPT BPPTK LIPI Yogyakarta berdasarkan observasi lapang yang telah dilakukan, supaya pembaca mengerti dan mengetahui mengenai  kedua tempat tersebut.  Karena penulis sekedar berbagi pengetahuan tentang industri dan balai penelitian di daerah Yogyakarta pada khususnya.

1.2  Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dari laporan kuliah lapangan ini adalah:
1.      Bagaimana sejarah PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
2.      Bagaimana struktur organisasi PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
3.      Alat-alat apa saja yang dipakai di PG. Madukismo dan Gunungkidul serta fungsinya?
4.      Apa saja produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
5.      Bagaimana proses pembuatan produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?

1.3  Maksud dan tujuan laporan KKL
Maksud dan tujuan laporan dari laporan KKL ini adalah:
1.      Untuk mengetahui sejarah PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
2.      Untuk mengetahui struktur organisasi PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
3.      Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang dipakai di PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta besrta fungsinya.
4.      Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
5.      Untuk mengetahui proses pembuatan produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
1.4  Kegunaan laporan KKL
Manfaat atau kegunaan dari laporan KKL ini adalah sebagai berikut.
1.      Sebagai persyaratan memenuhi tugas tentang praktik Kuliah Kerja Lapang yang dilaksanakan di PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
2.      Menambah informasi dan pengetahuan tentang proses produksi gula dan pengolahan limbahnya menjadi alcohol juga spirtus di PG. Madukismo.
3.      Menambah wawasan tentang penelitian dengan dilakukannya observasi di UPT BPPTK LIPI Yogyakarta mengenai proses pembuatan bahan pangan, makan ternak, ataupun obat-obatan herbal.
1.5  Kerangka pemikiran
Laporan ini ditulis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di instansi-instansi terkait, mengenai produk-produk apa saja yang dihasilkan, hingga proses pembuatannya. Berikut juga diikutsertakan sejarah berdirinya instansi tersebut dan susunan organisasi dari masing-masing instansi terkait jikalau memang ada.
1.6  Metode penelitian dan pelaporan KKL
Metode penelitian yang dilakukan dalam pennelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan langsung ke tempat penelitian dengan melakukan wawancara dan dipandu dalam proses pengamatan oleh seorang karyawan dari instansi yang terkait. Metode pelaporan KKL ini, ditulis dalam bentuk laporan penelitian dengan format yang telah ditentukan oleh dosen pengampu matakuliah Teknik Instrumentasi, disertai dengan gambar pengamatan yang diperoleh saat pengamatan.
1.7  Lokasi dan Waktu KKL
Praktik Kuliah Kerja Lapang ini belokasi di PG. Madukismo Klaten Yogyakartaa dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta Yogyakarta.Waktu dilaksanakannya kegiatan ini adalah dimulai sejak tanggal 15 April sampai 17 April 2014. Untuk pengamatan di PG. Madukismo dilakukan pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 pukul 07.00 WIB sampai selesai, dan di UPT BPPTK LIPI Yogyakarta pada tanggal 17 April 2014 pada pukul 10.00 WIB sampai selesai.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tebu
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl).
Asal mula tanaman tebu sampai saat ini belum didapatkan kepastiaanya, dari mana asal muasal tanaman tebu.Namun sebagian besar para ahli yang memang berkompeten dalam hal ini, berasumsi bahwa tanaman tebu ini berasal dari Papua New Guinea.Pada 8000 SM, tanaman ini menyebar ke Kep.Solomon dan Kaledonia Baru. Ekspansi tanaman ini ke arah timur Papua New Guinea berlangsung pada 6000 SM, dimana tebu mulai menyebar ke Indonesia, Filipina dan India.
Dari India, tebu kemudian dibawa ke China pada tahun 800 SM, dan mulai dimanfaatkan sebagai pemanis oleh bangsa China pada tahun 475 SM. Pada tahun 510 Sebelum Masehi, ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar.
Rahasia tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besar-besaran oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka menguasai Persia pada tahun 642, mereka menemukan keberadaan tebu yang kemudian dipelajari dan mulai diolah menjadi gula kristal. Ketika menguasai Mesir pada 710 M, tebu ditanam secara besar-besaran di tanah Mesir yang subur.Pada masa inilah, ditemukan teknologi kristalisasi, klarifikasi, dan pemurnian. Dari Mesir, gula menyebar ke Maroko dan menyeberangi Laut Mediterania ke benua Eropa, tepatnya di Spanyol (755 M) dan Sisilia (950 M).
Gula dikenal oleh orang-orang barat Eropa sebagai hasil dari Perang Salib pada abad ke-11.Para prajurit yang pulang menceritakan keberadaan “rempah baru” yang enak ini.Gula pertama diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099.Abad-abad berikutnya merupakan periode ekspansi besar-besaran perdagangan barat Eropa dengan dunia timur, termasuk di dalamnya adalah impor gula.Dari sebuah catatan perdagangan di Inggris, gula dihargai 2 Shilling/lb, nilai ini setara dengan beberapa bulan upah buruh rata-rata pada saat itu.
Mungkin karena merupakan sebuah temuan baru, gula pada saat itu telah menjadi sebuah simbol dari status sosial.Orang-orang kaya menyukai pembuatan patung-patung dari gula sebagai penghias meja-meja mereka.Bahkan ketika Henry III dari Perancis mengunjungi Venice, sebuah pesta diadakan untuk menghormatinya dengan menampilkan piring-piring, barang-barang perak, dan kain linen yang semuanya terbuat dari gula.Bahkan lebih “gila” nya lagi karena merupakan barang mahal, gula seringkali dianggap sebagai obat.Banyak petunjuk kesehatan dari abad ke-13 hingga 15 yang merekomendasikan pemberian gula kepada orang-orang cacat untuk memperkokoh kekuatan mereka.

Pada abad ke-15, pemurnian gula Eropa umumnya dilakukan di Venice. Namun Venice tidak bisa lagi melakukan monopoli ketika Vasco da Gama berlayar ke India pada tahun 1498 dan mendirikan perdagangan di sana. Meskipun demikian, penemuan orang-orang Amerika lah yang telah mengubah konsumsi gula di dunia.

Dalam salah satu perjalanan pertamanya, Columbus membawa tanaman tebu untukditanam di kawasan Karibia.Iklim yang sangat menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman tebu menyebabkan berdirinya sebuah industri dengan cepat.Kebutuhan terhadap gula yang besar bagi Eropa menyebabkan banyak kawasan hutan di kepulauan Karibia menjadi hampir seluruhnya hilang digantikan perkebunan tebu, seperti misalnya di Barbados, Antigua dan separuh dari Tobago.Tanaman tebu dibudidayakan secara massal.Jutaan orang dikirim dari Afrika dan India untuk bekerja di penggilingan tebu.Oleh karenanya, produksi gula sangat erat kaitannya dengan perdagangan budak di dunia barat.

2.2 Ampas Tebu
            Ampas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu (saccharum oficinarum) setelah diekstrak atau dikeluarkan niranya pada Industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil samping sejumlah besar produk limbah berserat yang dikenal sebagai ampas tebu (bagasse).
Pada proses penggilingan tebu,terdapat lima kali prosespenggilingan dari batang tebu sampai dihasilkan ampas tebu.Pada penggilingan pertama dan kedua dihasilkan nira mentah yang berwarna kuning kecoklatan,kemudian pada proses penggilingan ketiga,keempat dan kelima dihasilkan nira dengan volume yang tidak sama.Setelah proses penggilingan awal yaitu penggilingan pertama dan kedua dihasilkan ampas tebu basah.Untuk mendapatkan nira yang optimal,pada penggilingan ampas hasil gilingan kedua harus ditambahkan susu kapur 3Be yang berfungsi sebagai senyawa yang mampu menyerap nira dari serat ampas tebu,sehingga pada penggilingan ketiga nira masih dapat diserap meskipun volumenya lebih sedikit dari hasil gilingan kedua. Pada penggilingan seterusnya hingga penggilingan kelima ditambahkan susu kapur 3Be dengan volume yang berbeda-beda tergantung sedikit banyaknya nira yang masih dapat dihasilkan.
Tebu di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 21 juta ton potensi ampas yang dihasilkan sekitar 6 juta ton ampas per tahun. Selama ini hampir di setiap pabrik gula tebu menggunakan ampas sebagai bahan bakar boiler.
Tiap berproduksi, pabrik gula selalu menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat,cair dan gas.Limbah padat, yaitu: ampas tebu (bagas),Abu boiler dan blotong (filter cake). Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari perasan batang tebu untuk diambil niranya. Limbah ini banyak mengandung serat dan gabus. Ampas tebu selain dimanfaatkan sendiri oleh pabrik sebagai bahan bakar pemasakan nira, juga dimanfaatkan oleh pabrik kertas sebagai pulp campuran pembuat kertas. Kadangkala masyarakat sekitar pabrik memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Ampas tebu ini memiliki aroma yang segar dan mudah dikeringkan sehingga tidak menimbulkan bau busuk. Limbah padat yang kedua berupa blotong, merupakan hasil endapan (limbah pemurnian nira) sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir. Bentuknya seperti tanah berpasir berwarna hitam, memiliki bau tak sedap jika masih basah. Bila tidak segera kering akan menimbulkan bau busuk yang menyengat. (Mahmudah Hamawi,2005)
Kebutuhan energi di pabrik gula dapat dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan akhir. Sebagai bahan bakar ketel jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 % berat tebu dengan kadar air sekitar 50 %. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu adalah terdiri dari unsur C (carbon) 47 %, H (Hydrogen) 6,5 %, O (Oxygen) 44 % dan abu (Ash) 2,5 %. Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal.
Kelebihan ampas (bagasse) tebu dapat membawa masalah bagi pabrik gula, ampas bersifat bulky (meruah) sehingga untuk menyimpannya perlu area yang luas. Ampas mudah terbakar karena di dalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Terjadinya kasus kebakaran ampas di beberapa pabrik gula diduga akibat proses tersebut. Ampas tebu selain dijadikan sebagai bahan bakar ketel di beberapa pabrik gula mencoba mengatasi kelebihan ampas dengan membakarnya secara berlebihan (inefisien). Dengan cara tersebut mereka bisa mengurangi jumlah ampas tebu
Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, berupa endapan berbentuk padatan semi basah dengan kadar air 50 – 70%, dalam sehari dapat dihasilkan 3,8-4% dari jumlah tebu yang digiling. Blotong yang dihasilkan di angkut dengan truk kemudian ditampung pada lahan berbentuk cekungan di bagian belakang pabrik. Blotong dimanfaatkan sebagai tanah urug dan pengeras jalan. Limbah ini juga sebagian besar diambil petani untuk dipakai sebagai pupuk, sebagian yang lain dibuang di lahan tebuka, dapat menyebabkan polusi udara, pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan tersebut.Abu boiler merupakan sisa pembakaran ampas tebu yang digunakan dalam proses pengolahan tebu.Kebanyakan masyarakat masih memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
2.3 Bioetanol
(Bio)Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Campuran dari (Bio)etanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes). Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang proses distilasi wine. Sedangkan (Bio)etanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio)etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (bio)etanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
Bioetanol, Etanol, Alkohol
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Sedangkan bioetanol adalah etanol (alkohol yang paling dikenal masyarakat) yang dibuat dengan fermentasi yang membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Jadi untuk seterusnya, dalam tulisan ini penggunaan istilah alkohol tidak akan digunakan lagi untuk menghilangkan ambiguitas.

(Bio)Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O atau rumus bangunnya CH3-CH2-OH. (Bio)Etanol merupakan bagian dari kelompok metil (CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-OH). Secara umum akronim dari (Bio)Etanol adalah EtOH (Ethyl-(OH))
(Bio)Etanol(Bio)Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman.
Saat ini (Bio)Etanol dipakai secara luas di Brazil dan Amerika Serikat. Semua kendaraan bermotor di Brazil, saat ini menggunakan bahan bakar yang mengandung paling sedikit kadar ethanol sebesar 20 %. Pertengahan 1980, lebih dari 90 % dari mobil baru, dirancang untuk memakai (Bio)Etanol murni.
Di Amerika Serikat, lebih dari 1 trilyun mil telah ditempuh oleh kendaraan bermotor yang menggunakan BBM dengan kandungan (Bio)Etanol sebesar 10 % dan kendaraan FFV (Flexible Fuel Vehicle) yang menggunakan BBM dengan kandungan 85 % (Bio)Etanol.
Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar, sebenarnya telah lama dikenal. Seperti telah disebutkan diatas bahwa pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (Bio)etanol sebagai bahan bakarnya.. Namun penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati kurang ditanggapi pada waktu tersebut, karena keberadaan bahan bakar minyak yang murah dan melimpah. Saat ini pasokan bahan bakar minyak semakin menyusut ditambah lagi dengan harga minyak dunia yang melambung membuat (Bio)Etanol semakin diperhitungkan.
(Bio)Etanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah mekanisme kerja mesin jika dicampur dengan bensin dengan kadar (Bio)Etanol lebih dari 99,5%. Perbandingan (Bio)Etanol pada umumnya di Indonesia baru penambahan 10% dari total bahan bakar. Pencampuran (Bio)Etanol absolut sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) dan (Bio)Etanol. (Bio)Etanol absolut memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).


BAB III
OBJEK PENELITIAN
           
Kuliah kami Kerja Lapangan (KKL) ini kami laksanakan di dua tempat yaitu, Pabrik Gula Madukismo dan UPT BPPTK LIPI. Kami memilih kedua tempat ini karena pabrik ini mengahasilkan produk-produk yang bagus dan kami menganggap dengan melakukan penelitian di sana dapat menambah pengetahuan kami tentang produk-produk yang di produksi di sana .
1.    Pabrik Gula Madukismo
       Sebelum  perang dunia II di Yogyakarta terdapat beberapa pabrik gula seperti di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua ini merupakan pabrik kecil yang akhirnya dibumihanguskan pada perang dunia II.Pabrik  Gual (PG) Madukismo oleh pemerintah dipertahankan dan mulai diperbaiki pada tanggal 14 Juni 1955. Pembangunan pabrik ini ditanggani oleh kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur.Pembangunan pabrik tersebut merupakan hasil kerjasama antara P3G (Panitia Pendiri Pabrik Gula) dengan pemerintah DIY.Kemudian dibentuk BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang akhirnya menjelma menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani).Hal ini atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memikirkan agar hasil pendapatan petani daerah meningkat dan untuk memperluas lapangan kerja. Tanggal 29 Mei 1958 pabrik tersebut diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno .mulai tanggal 1958 pabrik mulai beroperasi dengan kapasitas 1500 ton tebu per hari. PG Madukismo terletak di Desa Padokan, Tortinimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berjarak kurang lebih 5 km sebelah barat daya kota Yogyakarta.
2.  UPT BPPTK LIPI
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK). UPT BPPTK LIPI di Yogyakarta merupakan satuan kerja yang dibentuk dengan peleburan ex UPT Bahan Baku dan Olahan Kimia (BBOK) LIPI yang berada di 3 (tiga) lokasi: Lampung, Bandung dan Yogyakarta.Bagian dari UPT BBOK LIPI yang berkedudukan di Lampung merupakan satuan kerja terbesar di antara ketiga satuan kerja di atas.Kegiatan utama dari satuan tersebut adalah pertanian.Kegiatan utama satuan kerja yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diarahkan pada pengembangan teknologi pengolahan pangan.Sub-satuan kerja yang berada di Bandung merupakan pusat kegiatan administrasi dan beberapa percobaan laboratorium.
Pembentukan UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia pada dasarnya merupakan peleburan ketiga sub-satuan kerja dari 3 lokasi dengan penekanan kegiatan yang berbeda dapat menimbulkan dampak.Dampak tersebut perlu segera diantisipasi agar satuan kerja yang baru dapat menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya secara optimal. Tugas pokok UPT BPPTK mengacu pada LIPI yang memiliki tiga tanggung jawab, yaitu:
1. kepada dunia ilmu pengetahuan
2. kepada masyarakat
3. kepada pemegang kepentingan (stakeholders)
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor penting dengan penekanan pada pengembangan riset terapan untuk kepentingan masyarakat luas demi meningkatkan kemampuan berkompetisi di era globalisasi dan pasar bebas.Pemantapan organisasi UPT BPPTK LIPI untuk mengemban tanggung jawab tersebut adalah sangat penting dilakukan oleh karena itu disadari perlu adanya sinergisme antar program, antar proyek dan antar kegiatan.Namun demikian program/kegiatan tersebut harus mempunyai fokus yang jelas dan tegas.
UPT BPPTK sebagai salah satu unit eselon III di dalam organisasi LIPI menyusun Rencana Implementatif yang memuat visi, misi, sasaran, strategi, kebijakan dan arahan program selama 5 tahun ke depan, yaitu tahun 2010 – 2014 untuk mengikuti, merespon dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang muncul baik di dalam maupun di luar negeri yang memerlukan pendekatan holistik dan berjangka panjang.
Lokasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pabrik Gula Madukismo
4.1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Madukismo
Sebelum  perang dunia II di Yogyakarta terdapat tujuh belas pabrik gula seperti di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua ini merupakan pabrik kecil yang akhirnya dibumihanguskan oleh Jepang pada perang dunia II dan dialih fungsikan sebagai markas. Pabrik Gula Madukismo dibangun pada tanggal 14 juni 1955. Pembangunan pabrik ini ditanggani oleh kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur. Pembangunan pabrik tersebut merupakan hasil kerjasama antara P3G (Panitia Pendiri Pabrik Gula) dengan pemerintah DIY.Kemudian dibentuk BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang akhirnya menjelma menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani). Hal ini atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memikirkan agar hasil pendapatan petani daerah meningkat, memperluas lapangan kerja, serta untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Tanggal 29 Mei 1958 pabrik tersebut diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno .mulai tanggal 1958 pabrik mulai beroperasi dengan kapasitas 1500 ton tebu per hari. Pabrik Gula Madukismo aktif produksi pada bulan Mei-Oktober
Pabrik Gula Madukismo terletak di Desa Padokan, Tortinimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berjarak kurang lebih 5 km sebelah barat daya kotaYogyakarta. Luas lahan Pabrik Gula Madukismo seluruhnya adalah 28 hektar tetapi yang di gunakan sebagi pabrik hanya 4 hektar saja. Berdirinya Pabrik Gula Madukismo 75% disumbang oleh Sultan Hamengkubowono IX dan 25 % dari pemerintah. Namun seiring dengan pasang surut dunia saham, sekarang saham Sultan Hamengkubowono tinggal 65% dnn 35% dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (PNRI).
Karena Pabrik Gula Madukismo berada dibawah kekuasaan Sultan Hamengkubowono IX, mmaka hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, Pabrik Gula Madukismo mengizinkan untuk diadakan riset denga syarat surat izin dari kepala kantor dan proposal. Pabrik Gula Madukismo juga memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi
4.1.2 Strukur Organisasi Pabrik Gula Madukismo
            P2G Madubaru PT mempunyai susunan organisasi yang dipimpin oleh Administratur. Dalam menjalankan tugasnya administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang terdiri dari kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi.
            Kepala-kepala bagian membawahikepala sub bagian dan atau kepala seksi. Masing-masing kepala seksi membawahi sub seksi, setiap sub bagian mempunyai tugas dan wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi.
            Adapuntugas-tugas administratur dan masing-masing kepala bagina adalah sebagai berikut:
1.      Direksi
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Menentukan tujuan serta menerapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
b.      Menyusun rencana kerja  jangka panjang yag berkasinambungan
c.       Membuat kebijakan dalam bidang keuangan dan personalia
d.      Membuat kabijakan dan pedoman penyusunan tahuanan
2.      Administrasi
Adalah pimpinan tertinggi yang menangani proses produksi. Tugas-tugasnya adalah:
a.       Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi bagian-bagian dibawahnya
b.      Melkasanakan policy perusahaan sesuai dengan yang ditetapkan direksi
c.       Mengajukan rencna produksi
3.      Kepala Bagian Keuangan
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Menyediakan keuangan sebagai modal usaha
b.      Menyususn pembukuan dan mengurus arsip surat-surat perusahaan
c.       Menyediakan keuangan untuk administrasi dan pengobatan karyawan serta memberiakn dana sosial
d.      Mengajukan laporan keuangan dan melaksanakan tugas lain
4.      Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
a.       Melaksanakn fungsi operasional berupa penanganan tenaga kerja, latihan pengembangan dan pemeliharaan kerja
b.      Memelihara hubungan baik dengan organisas karyawan
c.       Membawahi kepala seksi pekerjaan, kepala seksi pelatihan dan pengembangan, kepala seksi poliklinik serat beberapa kepala sub seksi
5.      Kepala Bagian Umum
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Membantu kepala bagian keuangan dalam menjalankan tugas kepemimpinan
b.      Melasanakn pengawasan terhadap orang luar yang masuk  kedalam lingkungan pabrik
c.       Membawahi kepala seksi rumah tangga dan sekretariat, kepala seksi kendaraan dan kepala seksi keamanan
6.      Kepala Bagian Tanaman
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Mengkoordinasiakn urusan tanaman mulai dari pengadaa bibit, pengolahan tanah, penanaman sampai penebnagaan tebu
b.      Menyususn anggaran  belanja tanaman
c.       Menyusun kebutuhan tanaman, misal alat-alat pertanian dann pupuk
7.      Kepala Bagian Pabrikasi
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya kepala bagian pabrikasi dibantu oleh beberapa chemicer. Tugas-tugasnya adalah:
a.       Mengatur, memimipin dan melaksanakan prosees produksi
b.      Memeriksa bahan pembantu, menentukan rendemen tebu dan menentukan jadwal tebang
c.       Melaksanakan pengawasan mutu gula
8.      Kepala Bagian Pabrik Spirtus
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Menjalankan kebijakan administratur dalam bidang produksi alkohol dan spirtus
b.      Melakukan perbaikan-perbaikan pada esin-mesin produksi yang mmengalami kerusaka
9.      Kepala Bagian Instalasi
Dalam melaksanakan tugasnya bagian instalasi dibantu oleh beberapa masinis yang bekerja pada sesuai dengan bagian-baginnya. Adapun tugas-tugasny adalah:
a.         melakukan perbaikan-perbaikan pada mesin-mesin produksi yang mengalami kerusakan
b.        memelihara dan merwat pesawat-pesawat proses produksi serta esin-mesinnya
Karyawan di Pabrik Gula Madukismo dibagi menjadi 3 macam yaitu, karyawan  tetap, karyawan tidak tetap, dan karyawan borong.  Karyawan tidak tetap berjumlah 426 orang selebihnya adalah karyawan managerial. Karyawn
ada 3000-3500 orang. Semua karyawan diberikan fasilitas kesehatan, khusus untuk karyawan tetap diberikan fasilitas kesehatan sampai tiga anak.


4.1.3 Alat-Alat Yang DigunakanPabrik GulaMadukismo
            Alat-alat yang digunakan di Pabrik Gula Madukismo adalah:
        Gambar
           Nama Alat
           Fungsi



Alat Pengilingan Tebu

Untuk  mengiling dan memeras tebu agar terpisah dari ampasnya


Tangki serfobalance
Sebagai timbangan yang
mengunakan sistem kontrol otomatis dengan kapasitas 4,3 ton dalam sekali timbang,
Alat Pemanas (Raw Juice Heating)
(Raw
Juice Heating) membantu untuk membunuh mikroba yang ada dalam nira untuk mempercepat reaksi proses sulfitasi dan defikasi serta mencegah
terjadinya hidrolisis sukrosa. Pengunaan panas yang diberikan tidak boleh terlalu
Turbin
- Kecepatan putaran : 5800 rpm
- Tekanan masuk : 18 kg/cm2
- Daya : 3600 KW
Universitas Sumatera Utara
- Jumlah : 2 unit
Tangki Defikator
Sebagai tempat proses pencampuran
susu kapur, agar pencampuran susu kapur dengan nira menjadi merata, nira yang telah
ditampung direaktor dan sudah dicampur dengan susu kapur diaduk dengan alat
pengaduk yang telah diatur kecepatannya. Tujuan dari pengadukan ini supaya susu
kapur akan menyebar.
Bejana pengendapan (door clarifier)
bejana pengendapan (door clarifier) prinsip kerja dari pengendapan adalah
memisahkan nira dengan kotoran yang terkandung didalam nira dengan tidak
merusak nira itu sendiri.

Rotary Vacum Filtrasion
Sebagai alat pembantu dalam proses penyaringan.
Alat pemasakan
Sebagai alat pemasakan yang bertujuan untuk mengkristalkan gula atau mengubah bentuk sukrosa dari zat terlarut dalam nira menjadi padat berbentuk kristal gula
Evaporator

- Type : Calandria/ KHI Japan
- Volume : 1500 m2
- Jumlah : 5 unit
- Diameter pipa : 36 mm
- Tebal pipa : 1,5 mm
- Jumlah pipa : 5790 batang
- Fungsi : Tanki pengupan nira

Tangki sulfitase
Peti Sulfitasi Nira Mentah
- Kapasitas : 18 m3/jam
- Diameter tangki : 2700 mm
- Tinggi tangki : 6000 mm
- Type : Cylindrial
- Produksi : KHI, Japan
- Fungsi : Tangki pencampuran nira mentah dengan
Belerang

Condensat
Condensat Receiver
- Merk/Type : Little King/ TF-70-NNR// Ebara Japan
- Kapasitas : 2 m2/jam

- Temperatur : 1000C
- Fungsi : Tempat penampung air kondensat





4.1.4. Produk Yang Dihasilakan Pabrik Gula Madukismo
            Produk yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Madukismo ada tiga macam yaitu :

a.       Gula Pasir
Gambar 4.1 Gula hasil pengolahan tebu di Pabrik Gula Madukismo
Gula pasir adalah hasil utama dari hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo. Gulapasir  yang dihasilkan  dikemas dalam  plastik dengan berat 1kg tiap bungkusnya. Gula pasir  hasil produksi hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo  bermerk “gula pasir MK “. Bungkus plastik gula ada 2 macam yaitu warna merah dan biru. Gula pasir dengan bungkus warna merah adalah gula pasir sumber energi alami, sedangkan gula pasir deng warna biru adalah gula pasir biasa. Kedua macam gula pasir yang dihasilkan oleh hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo telah terdaftar di BPOM Indonesia.
Gul pasir hasil produksi Pabrik Gula Madukismo di pasarkan di sekitar Yogyakarta saja. Jika berkunjung ke Pabrik Gula Madukismo, gula pasir  dapat di beli di koperasi Pabrik Gula Madukismo yang berada di sebelah selatan  pabrik pembuatan alkohol.
b.      Alkohol atau spirtus
Alkohol yang di hasilkan oleh Pabrik Gula Madukismo  adalah pengolahan tetes tebu hasil sampingan pengolahan tebu yag di tambah dengan asam sulfat (H2SO4) dan di beri peragian dengan bakteri Saccaromices cereviceaea.
Alkohol yang di produksi oleh Pabrik Gula Madukismo adalah alkohol murni dengan kadar 95%  yang digunakan untuk alat kosmetik dan farmasi. Perusahaan farmasi yang menggunakan alkohol 95% hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo adalah Kimia Farma. Alkohol 95% digunakan sebagai pembuatan obat atau keperluan farmasi lainnya.
Selain itu juga diproduksi alkohol teknis dengan kadar 94% yang dibuat sebagai spirtus. Spirtus digunakan untuk menyalakan spirma, kompor spirtus buatan hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo yang khusus digunakan dalam pembuatan gula.
c.       Batu bata
Batu bata di buat dari hasil endapan (blotong)  limbah padat pembuatan gula. Batu bata yang dibuat dari blotong kualitasnya tidak kalah dengan batau bata yang dibuat dari tanah pada umumnya. Batu bata tidak di jual, tetapi di sumbangkan kepada masyarakat untuk mebangaun tempat ibadah dan dan lain-lain.
Selain digunakan sebagai batu bata, blotong juga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena blotong mengandung beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.
d.      Bahan Bakar Stasiun Boiler
Ampas tebu limbah pengolahan tebu dari hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo tidak langsung dibuang. Ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar di stasiun boiler. Dalam stasiun itu dipanaskan air. Dari air itu dihasilkan uap. Uap di proses degan turbin dan di hasilakn energi yang di gunakan sebagi energi pebangkit listrik.
e.       Pupuk cair
Pupik cair di hasilkan dari limbah cair proses pembuatan gula. Pupuk cair digunakan masyarakat sebagai pupuk untuktanaman padi. Berdasarkan hasil penelitian, limbah cair dari pembuatan gula mengandung  zat hara yang di butuhkan tanaman yang setara dengan pupuk NPK. Berdasarkan hasil uji keasaman oleh menteri lingkungan hidup, limbah cair mengandung pospor dalam jumlah yang sedikit. Lima atau emam tahun yangg lalu hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo mendapt penghargaan darii pemerintah  DIY karena limbah cairnya dapat meningkatkan produksi padi di daerah sekitar Yogyakarta.


4.1.5Proses Pembuatan GulaPasir dan Alkohol
a)   Pembuatan Gula Pasir
Bahan baku yang digunakan di PG Madukismo adalah yang berasal dari petani sesuai dengan INPRES No. 9 Tahun 1975 tentang Penanaman Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Adapun tanaman tebu ini ditanam pada lahan di beberapa Kabupaten antara lain: Sleman, Bantul, Kulon Progo, Magelang, Temanggung, Purworejo dan Kebumen. Jenis varietas tebu yang dipilih sebagai bahan baku pembuatan gula adalah varietas tebu yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.    Pertumbuhan cepat
b.    Tahan terhadap hama penyakit
c.    Umur masak pendek, hasil panen per hektar tinggi
d.   Rendemen tinggi
BSM (persyaratan kandungan tebu) adalah di bawah 2%. Jika melebihi akan di tolak. Mendapatkan jenis tanaman tebu yang memiliki semua persyaratan itu dirasa sulit.Oleh karena itu jenis varietastebu tertentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahan pembantu yang sangat penting dalam proses pembuatan gula adalah batu kapur, belerang, asam phospat, flukolan, air ambibisi, mikrobiosida dan NaOH. Hal ini berkaitan dengan cara mendapatkan gula SHS secara sulfitas alkali.Batu kapur berfungsi untuk menjernihkan nira. Belerang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gas SO2 yang digunakan untuk proses sulfitasi. Sulfitasi dipilih sebagai proses pembuatan gula karena sulfitasi lebih murah dari cara yang lain.
Belerang berfungsi untuk menetralkan kelebihan kapur pada nira. Asam phospat  berfungsi sebagai pengumpal kotoran-kotoran pada nira mentah, sehingga pemisahan kotoran dan nira jernih akan lebih mudah. Asam phospat berfungsi apabila bereaksi dengan susu kapur, membentuk trikalsium phospat. Endapan inilah yang bekerja sebagai agen pengumpal kotoran dalam nira.Flukolan adalah zat yang mengikat partikel-partikel kecil menjadi sekumpulan partikel dalam ukuran yang lebih besar sehingga kotoran yang terlarut lebih mudah mengendap. Air digunakan untuk mengekstraksi nira yang masih terkandung dalam tebu saat proses penggilingan. Mikrobiosida digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan kehilangan sukrosa.Dan NaOH digunakan untuk menghilangkan kerak pada pipa-pipa di dalam evaporator.
          Bahan bakuutama untuk pengolahan gula di PG madukismo adalah tebu. Sementara bahan bantunya adalah Ca(OH)2, SO2, flokulan, NaOH, Na3PO4, dan air imbibisi. Proses pengolahan tebu menjadi gula membutuhkan energi yang cukup besar. Sebagai penghasil tenaga uap digunakan 5 buah ketel pipa air New Mark dengan kapasitas 16 ton/jam masing-masing 440 m2 dengan tekanan kerja 15 kg/cm2 dan satu buah ketel Chen-chen kapasitas 40 ton/jam.
          Secara umum proses pengolahan tebu menjadi gula pasir melalui tahapan sebagai berikut:
1.    Pemerahan Nira (Extraction)
Tebu setelah ditebang dikirim ke stasiun gilingan (ekstraksi) untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) melalui alat-alat berupa Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan, masing-masing terdiri atas 3 rol dengan ukuran 36 X 64. Jumlah ampas yang diperoleh sekitar 35% tebu dan digunakan untuk bahan bakar stasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian untuk diproses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun pengilingan.
2.    Pemurnian Nira
Pemurnian nira dilakukan dengan sistem sulfitasi. Nira mentah ditimbang, dipanaskan pada suhu 70 – 75 derajat celcius, direaksikan dengan susu kapur dalam Defekator, dan diberi gas SO2 dalm peti sulfitasi sampai pH 70. Kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100 – 105 derajat celcius.Kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti pengedap (Door Clarifier) dan menggunakan Rotary vacuum Filter (alat penapis hampa).
Endapan padatnya (blotong) bisa digunakan sebagai pupuk organik.Kadar gula dalam blotong ini di bawah 20%.Nira jernihnya dikirim ke stasiun penguapan.
3.    Penguapan Nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect, yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat naik menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap di kristalkan di stasiun kristalisasi atau stasiun masakan. Total luas bidang pemanas adalah 5.990 m2. Nira kental yang berwarna gelap ini di beri gas SO2 sebagai bleaching/pemucatan dan siap untuk dikristalkan.
4.    Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan Kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu A-B-D dimana gula A sebagai produk, gula C dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan dengan menggunakan uap dengan tekanan di bawah atmosfer dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihkan hanya 65 derajat celcius,jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan dalam palung pendinginan (kultrog).
5.    Stasiun Sentrifugasi
Pada stasiun putaran dilakukan pemutaran yang bertujuan untuk memisahkan gula kristaldari stroop, klare dan tetes.Pemutaran tersebut menggunakan mesin pemisah (centrifuge) yang terdiri dari basket berdinding saring yang berputar. Alat ini bekerja dengan gaya sentrifugasi. Hasil sentrifugasi adalah kristal gula (belum kering dan masih berwarna merah/belum murni) dan molase (tetes tebu). Kristal gula yang berwarna merah ini disebabkan adanya lapisan tetes yang masih tertinggal pada permukaan kristal sukrosa. Kristal gula ini masih membawa kotoran, untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan cara membasahi kristal gula dengan larutan sukrosa jenuh kemudian diputar sekali lagi, sehingga diperoleh kristal gula yang bersih.
6.    Penyelesaian dan Gudang Gula
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara gula halus, gula kasar, dan gula normal.Gula halus dan kasar dilebur, kemudian dikristalisasi lagi.Gula normal diirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik.
b)   Pembuatan Alkohol
       Bahan baku untuk pembuatan alkohol atas spiritus di PS Madukismo adalah tetes (molase) yang merupakan hasil samping pengolahan gula. Sementara bahan bantunya adalah Ragi atau Yeast, Urea, NPK, Superfloc, H2SO4 dan air.Ragi yang dipakai adalah Saccaromyces cerevisiae. Enzim yang ada dalam ragi ini merubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi alkohol dan gas CO2.
       Secara umum proses pengolahan tetes menjadi alkohol melalui 3 tahapan berikut:
1)        Pemasakan
Tetes diencerkan dengan air sampai brix tertentu dan ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi.Sebagai sumber nitrogen dipakai pupuk urea, dan sebagai sumber phosphor dipakai pupuk NPK.
2)        Peragian
Dilaksanakan bertahap mulai dari isi 3.010 liter, 18.000 liter dan 75.000 liter. Waktu peragian utama berkisar 36-40 jam dan kadar alkohol yang bisa dicapai antara 9-10%.
3)        Penyulingan
Adonan yang telah selesai diragikan dipisahkan alkoholnya (disuling) di dalam pesawat penyulingan. Penyulingan menggunakan tenaga uap dengan tekanan 0,8 kg/cm2 pada suhu 120 derajat celcius. Pesawat penyulingan terdiri dari 4 kolom :
·           Kolom Kasar (Maise Column)
Hasilnya alkohol kasar dengan kadar 45% masuk ke kolom Vorloop.Vinasse, dibuang.
·           Kolom Vorloop
 Alkohol teknis dengan kadar 94% masih mengandung aldehid, kemudian ditampung sebagai hasil
·           Kolom Rektifiser
Alkohol murni (prima) dengan kadar 95% bebas aldehid, ditampung sebagai hasil.
·           Kolom nachloop
Alkohol teknis dengan kadar 94%, ditampung sebagai hasil


4.2  UPT BPPTK LIPI
4.2.1 Sejarah DidiriknayaUPT BPPTKLIPI Yogyakarta
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK). UPT BPPTK LIPI di Yogyakarta merupakan satuan kerja yang dibentuk dengan peleburan ex UPT Bahan Baku dan Olahan Kimia (BBOK) LIPI yang berada di 3 (tiga) lokasi: Lampung, Bandung dan Yogyakarta.Kegiatan utama satuan kerja yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diarahkan pada pengembangan teknologi pengolahan pangan.
UPT BPPTK LIPI terdiri dari tiga macam laboratorium yaitu Laboratorium Pangan, Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak, serta Laboratorium Teknologi Kimia Dan Lingkungan.
Lokasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.



4.2.2 Strukur Organisasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta
Gambar 4.2 Struktur Organisasi UPT BPPK LIPI Yogyakarta
Keterangan gambar:
Kepala : Hardi Julendra S.Pt., M.Sc
Sub. Bag Tata Usaha : Hendra Herdian S.Pt., M.Sc
Seksi Rancang Bangun : Ahmad Sofyan S.Pt., M.Sc
Seksi Program dan Kerjasama : Satriyo Krido Wahono, ST
Kepala Program Pangan : Ir. Muhammad Kurniadi,  MTA
Kepala Program Teknologi Kimia dan Lingkungan: Ir. Muhammad Kismurtono
Kepala Program Pakan : Erma Damayanti, S.Si
       Ketua UPT BPPTK LIPI Yogyakarta adalah Hardi Julendra S.Pt., M.Sc yang ahli dalam bidang nutrisi ternak. Dalam melaksanakan tugasnya beliau di bantu oleh pegawai yang ahli pada bidangnya dan mempuyai tanggungjawab masing-masing.
Pegawai yang bertanggung  jawab bagian Tata Usaha di UPT BPPTK LIPI Yogyakarta adalah Hendra Herdian S.Pt., M.Sc. Jabatan Seksi Rancang Bangunan diemban oleh Ahmad Sofyan S.Pt., M.Sc. Sedangkan Jabatan Seksi Program dan Kerjasama dipegang oleh Satriyo Krido Wahono, ST.
UPT BPPTK LIPI Yogyakarta memiliki tiga macam program atau spesilisasi yang dipimpin orang yang berbeda pula. Kepala Program Pangan dijaba oleh IR. Muhammas Kurnia, MTA. Kepala Program Teknologi Kimia dan Lingkungan di jabat oleh Ir. Muhammad Kismurtono. Sedangkan ibu Erna Damayanti adalah kepala program Pakan.
Pegawai UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada 70 orang dari seluruh Indonesia. Kepala UPT BPPTK LIPI Yogyakarta berasal dari Sumatera. Deputi UPT BPPTK LIPI terbagi dalam lima kelompok yaitu Deputi IPSK, Deputi Jasil (Jasa hasil penelitian), Deputi IPT  yang bekerja pada bidang teknologi misalnya teknologi mobil tatasurya, Deputi IPK yang  bekerja pada bidang bencana seperti gempa dan tsunami. Serta Deputi IPH (Ilmu hayati dan bioteknologi).
4.2.3  Alat-Alat Yang Digunakan di UPT BPPTK LIPI
 UPT BPPTK LIPI terdiri dari tiga macam  laboratorium yaitu Laboratorium Pangan, Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak, serta Laboratorium Teknologi Kimia Dan Lingkungan.
Alat-alat yang ada di Laboratorium Pangan adalah hotplate yang berfungsi untuk memanaskan serta menghomogenkan bahan, tabung reaksi untuk mereaksikan bahan atau larutan, lemari asam untuk menuangkan larutan yang bersifat asam, oven untuk mensterilisasi alat, gelas ukur untuk mengukur larutan yang akan digunakan, alat destilasi yang berfungsi untuk proses destilasi dan lain-lain.
Alat-alat yang terdapat pada Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak adalah aspirator yang berfungsi untuk menyerap cairan pada rumen sapi, timbangan untuk mengukur berat sapi.
Alat yang digunakan Laboratorium Teknologi Kimia Dan Lingkungan adalah detegsenger pengikat panas.



4.2.4 Produk yang dihasilkanUPT BPPTK LIPI
1)   Gudeg Kaleng
http://bpptk.lipi.go.id/bpptk2.1/images/stories/Produk/isi_gudeg_kaleng.jpg
Gambar 4.3 Gudeg Kaleng
Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwak.  Komposisi kandungan : GIZI % per 100 g, Lemak 5.12, Protein 5.33, Karbohidrat 12.47, kadar air 73.28 dan kadar abu 1.72 terdaftar BPOM. RI . MD. 555112001035.
2)      Manggut Lele Kaleng
http://bpptk.lipi.go.id/bpptk2.1/images/stories/Produk/mangut.jpg
Gambar 4.2 Manggut Lele Kaleng
Mangut lele merupakan makanan khas dari daerah Bantul, Yogyakarta.Lele dimasak dengan menggunakan bumbu mangut, yang didominasi dengan kuah dari santan. Komposisi Gizi Mangut Lele Kaleng : GIZI % per 100 g, lemak 6.24, protein 6.58, karbohidrat 9.63, kadar air 75.71, kadar abu 1.66 terdaftar BPOM.RI.MD. 517112003035.

3)      Tepung BMC Tempe

http://bpptk.lipi.go.id/bpptk2.1/images/stories/Produk/tepung_tempe2.jpg
Gambar 4.3 Tepung BMC Tempe
Tepung BMC Tempe merupakan tepung campuran dari tepung tempe dan bahan lokal lainnya (tepung beras, tepung kacang hijau dll). Tepung BMC Tempe ini dapat dibuat menjadi produk makanan (kudapan) yang dapat digunakan dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia sekolah maupun balita.



4)      Lemo-Fit

Gambar 4.4 Lemo-Fit

Lemo-Fit adalah produk pakan imbuhan yang diformulasikan khusus untuk ternak ruminansia baik ternak kecil (domba, kambing dll) maupun ternak besar (sapi, kerbau dll). Khasiat nutrisi produk imbuhan pakan ini selain sebagai peningkat nafsu makan ternak juga akan meningkatkan produktivitas sehingga lebih menguntungkan bagi peternak. Beberapa hasil uji lapangan ke peternak rakyat juga memperlihatkan adanya pengaruh positif dari Lemo-Fit terhadap kesehatan ternak.

5)      Tepung untuk anak gizi buruk

6)      MLP (maknanan lewat pipa)
7)      Khoir (susu kental manis dari tempe)
8)      Tepung tempe untuk serdadu (tentara) agar tidak kelaparan
9)      Mi Ayo (Modifide Cassava)
10)  Biskuit untuk penderita diabetes melitus
11)  Nogel, dari keong usal
12)  biogas
Produk hasil olah di LIPI kebanyakan local, diantaranya (http://rodhotululiya.blogspot.com/2012_01_01_archive.html) :
1.      Pathilo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6vnlB_Qhscg6-NcgZeagdgb2i91vR2o1PQlxqKwhCoWRZBBdatxAwGxu_W99Uy61AOjRQA1ulUP8rPuE6chKYeemWZVwkbxgrKroZ_vwiEIzSEBGp5bCXthmHQ56XnqEeXPW7O_MCEDY/s1600/pathilo.jpg
Pathilo merupakan makanan sejenis kerupuk yang menjadi makanan khas Gunungkidul.Semakin digemarinya produk ini secara luas menjadikan potensial untuk dikembangkan.Penelitian yang telah dilakukan LIPI tentang teknologi pembuatan pathilo menghasilkan pathilo yang memiliki kualitas yang lebih bagus dan lebih banyak disukai oleh konsumen.Kegiatan lanjutan berupa implementasi teknologi pembuatan pathilo sebagai salah satu kegiatan pembinaan UMKM yang berkaitan dengan pasca panen ubi kayu dilakukan di Desa Bejiharjo, Karangmojo.Kegiatan ini melibatkan peran serta wanita, terutama yang bergabung dalam kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).Kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan pembuatan pathilo, diversifikasi produk pathilo, pengemasan produk serta pemasaran produk. Diharapkan denga implementasi ini muncul UMKM pathilo yang mandiri dan maju
2.      Teh Jamur linzie
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGM_VL99t5rBzJRDmTR-hD714HIFBjJ_r1v5OA0kg6p2jO1J94wMphb1foWqzfTZg7VvkIoxCQPmNaOb1E8N4MOa4teT9GBm0TZpOCekkjDpuNgbrkY6fxmfOIfwxY8EjK-hoguCgJOiM/s1600/lingzie.jpg

Teh ling zhi adalah teh yang diminum oleh raja-raja dahulu di negri Cina untuk menjaga kesehatan tubuh supaya tetap muda, kuat secara fisik dan bebas dari gangguan penyakit yang dikarenakan faktor penuaan.
Sejak tahun 1962 telah diteliti oleh pakar kesehatan jepang bawa Teh Ling Zhi sama sekali tidak ada efek sampingan, apabila terus menerus diminum dapat menghasilkan antibodi tubuh yang kuat, menormalkan semua fungsi organ tubuh dan dapat menghilangkan penyumbatan pembuluh darah yang diakibatkan kolestrol, lemak dan lipid darah.
3.      Cranberry
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwtnJlAZ0ZlnWEjkQV4HJt5UzNaJ-sNfIWZjcR8MzIIjH7vHdmoVOiudPwDoOcEWLv4EvvDE3HpiwnyLdH24e75GzoeJwxXih3PEEE_pcSb2N86G8dypzI7nnQTDwburGQaggd6X6D4ow/s1600/teh+rosella.jpg

UPT BPPTK LIPI Yogyakarta telah berhasil mengembangkan proses pengolahan kelopak bunga Cranberry menjadi produk minuman seduh kantong (tea bag) dan bubuk sedu dengan kualitas produk lebih unggul daripada yang telah beredar di pasaran. Prosesnya dilaksanakan menggunakan teknologi yang tidak terlalu canggih namun tetap menghasilkan produk berkualitas dan memberi citra higienis yang baik.Produk hasil penelitian tersebut memiliki warna lebih merah cerah walaupun tanpa ditambahkan pewarna dengan rasa yang lebih disukai.Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk minuman hangat maupun dingin sesuai dengan yang dikehendaki.
  1. Sayur Lombok ijo
  2. Sabun sirih
  3. Tempe kari
  4. Distilat sirih
  5. Distilat cengkeh
  6. Pati bengkuang
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Observasi, Dapat Disimpulkan Sebagai Berikut
1.      PG. Madukismo dibangun pada tahun1955 atas prakarsa Sultan Hamengkubuwono IX.
UPT BPPTK LIPI Yogyakartadibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
2.      Struktur organisasi PG. Madukismo P2G Madubaru PT mempunyai susunan organisasi yang dipimpin oleh Administratur. Dalam menjalankan tugasnya administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang terdiri dari kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi.
 UPT BPPTK LIPI Yogyakarta dipimpin olleh
3.      Alat-alat apa saja yang dipakai di PG. Madukismo dan Gunungkidul serta fungsinya?
4.      Apa saja produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
5.      Bagaimana proses pembuatan produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?



DAFTAR PUSTAKA
Ananta, Ferdinan.2007. Laporan Kerja Praktek Proses Pengolahan Limbah  Di PG Madukismo, Yogyakarta.
energibio.wordpress.com
 saifulanwar.wordpress.com
sciencedanar.blogspot.com
http://tofikmunandar.blogspot.com/2011/08/bab-ii-tinjauan-umum.html , tgl 2 jam 10
http://bpptk.lipi.go.id/



KATA  PENGANTAR
Puji SyukurpenulispanjatkankehadiratAllahSWTatasrahmatdanhidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanlaporan Kerja Kuliah Lapang ini, dengan judul  Laporan Observasi Lapangan PG.Madukismo dan UPT BBPTK LIPI  Yogyakarta  Yogyakarta” dengan  tepat waktu.
LaporaninidisusununtukmemenuhitugasKuliahKerjaLapang ke PG. MadukismosertaInstansi UPT BBPTK LIPI  YogyakartayangdiadakanolehJurusanBiologiUniversitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang padatanggal 15 sampai 17  April 2014.Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    DosenpengampumatakuliahTeknikInstrumentasi dr. TiasPramestiGriana, .AinunNikmatiLailiM.Si, KholifahKholilM.Si, dan Nur NailiSusantiM.Si.
2.    Dosenpembimbing dr. TiasPramestiGriana, sekaligussebagaiwalikelasbiologi c.
3.    Teman-temansatuangkatan biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
4.    Teman-temankelasbiologi c.
Penulismenyadaribahwadalammenyusunlaporanini jauhdari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membangun  sangat penulis harapkan demi perbaikandankesempurnaanlaporanini.Semogalaporanini bermanfaatbagi semua pihakyangberkepentingan.
Malang, 3 Mei 2014


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Ilmu pengetahuan telah menjadi sasaran pokok oleh para musafir ilmu.Tingkat pendidikan saat ini sangat diprioritaskan untuk memperoleh sumber daya manusia yang cerdas dan cakap dalam bidang pendidikan dengan skill yang berkualitas, ketika memasuki dunia kerja.Karena persaingan dunia kerja yang sangat kuat, banyak perusahaan-perusahaan dan industri-industri pabrik yang memutuskan untuk gulung tikar disebabkan adanya perusahaan dan industri pabrik asing dengan tenaga-tenaga kerjanya yang jauh lebih canggih sehingga tenaga-tenaga kerja di Negara sendiri tidak dibutuhkan lagi.
Daerah Yogyakarta adalah sebuah kawasan industri tradisional yang masih mempertahankan adat dan kulturalnya sampai saat ini.Seperti halnya PG. Madukismo di daerah Klaten yang berdiri sejak tahun 1955, yang masih mempekerjakan orang-orang sekitar pabrik sebagai pegawainya, jadi belum ada campur tangan dari tenaga kerja asing didalamnya.Mulai dari pengelolaan ladang tebu sampai pengolahan tebu menjadi gula, dan pengolahan ampas atau limbah tebu tadi menjadi alcohol dan spirtus yang biasanya dipergunakan dalam melakukan sebuah penelitian ataupun dalam bidang kedokteran.
Selain itu, terdapat balai penelitian atau LIPI di daerah Gunungkidul Yogyakarta yang digunakan sebagai balai penelitian pangan di Yogyakarta. Balai ini juga melakukan produksi-produksi sampel bahan makanan yang nantinya akan menjadi salah satu komoditas pangan industri-industri  pangandi daerah sekitar Yogyakarta.
Oleh karena itu, laporan kuliah kerja lapang ini membahas tentang sejarah dan proses produksi PG.Madukismo serta UPT BPPTK LIPI Yogyakarta berdasarkan observasi lapang yang telah dilakukan, supaya pembaca mengerti dan mengetahui mengenai  kedua tempat tersebut.  Karena penulis sekedar berbagi pengetahuan tentang industri dan balai penelitian di daerah Yogyakarta pada khususnya.

1.2  Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dari laporan kuliah lapangan ini adalah:
1.      Bagaimana sejarah PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
2.      Bagaimana struktur organisasi PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
3.      Alat-alat apa saja yang dipakai di PG. Madukismo dan Gunungkidul serta fungsinya?
4.      Apa saja produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
5.      Bagaimana proses pembuatan produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?

1.3  Maksud dan tujuan laporan KKL
Maksud dan tujuan laporan dari laporan KKL ini adalah:
1.      Untuk mengetahui sejarah PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
2.      Untuk mengetahui struktur organisasi PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
3.      Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang dipakai di PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta besrta fungsinya.
4.      Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
5.      Untuk mengetahui proses pembuatan produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
1.4  Kegunaan laporan KKL
Manfaat atau kegunaan dari laporan KKL ini adalah sebagai berikut.
1.      Sebagai persyaratan memenuhi tugas tentang praktik Kuliah Kerja Lapang yang dilaksanakan di PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
2.      Menambah informasi dan pengetahuan tentang proses produksi gula dan pengolahan limbahnya menjadi alcohol juga spirtus di PG. Madukismo.
3.      Menambah wawasan tentang penelitian dengan dilakukannya observasi di UPT BPPTK LIPI Yogyakarta mengenai proses pembuatan bahan pangan, makan ternak, ataupun obat-obatan herbal.
1.5  Kerangka pemikiran
Laporan ini ditulis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di instansi-instansi terkait, mengenai produk-produk apa saja yang dihasilkan, hingga proses pembuatannya. Berikut juga diikutsertakan sejarah berdirinya instansi tersebut dan susunan organisasi dari masing-masing instansi terkait jikalau memang ada.
1.6  Metode penelitian dan pelaporan KKL
Metode penelitian yang dilakukan dalam pennelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan langsung ke tempat penelitian dengan melakukan wawancara dan dipandu dalam proses pengamatan oleh seorang karyawan dari instansi yang terkait. Metode pelaporan KKL ini, ditulis dalam bentuk laporan penelitian dengan format yang telah ditentukan oleh dosen pengampu matakuliah Teknik Instrumentasi, disertai dengan gambar pengamatan yang diperoleh saat pengamatan.
1.7  Lokasi dan Waktu KKL
Praktik Kuliah Kerja Lapang ini belokasi di PG. Madukismo Klaten Yogyakartaa dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta Yogyakarta.Waktu dilaksanakannya kegiatan ini adalah dimulai sejak tanggal 15 April sampai 17 April 2014. Untuk pengamatan di PG. Madukismo dilakukan pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 pukul 07.00 WIB sampai selesai, dan di UPT BPPTK LIPI Yogyakarta pada tanggal 17 April 2014 pada pukul 10.00 WIB sampai selesai.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tebu
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L) adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah, namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian 1.400 m diatas permukaan laut (dpl).
Asal mula tanaman tebu sampai saat ini belum didapatkan kepastiaanya, dari mana asal muasal tanaman tebu.Namun sebagian besar para ahli yang memang berkompeten dalam hal ini, berasumsi bahwa tanaman tebu ini berasal dari Papua New Guinea.Pada 8000 SM, tanaman ini menyebar ke Kep.Solomon dan Kaledonia Baru. Ekspansi tanaman ini ke arah timur Papua New Guinea berlangsung pada 6000 SM, dimana tebu mulai menyebar ke Indonesia, Filipina dan India.
Dari India, tebu kemudian dibawa ke China pada tahun 800 SM, dan mulai dimanfaatkan sebagai pemanis oleh bangsa China pada tahun 475 SM. Pada tahun 510 Sebelum Masehi, ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar.
Rahasia tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besar-besaran oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka menguasai Persia pada tahun 642, mereka menemukan keberadaan tebu yang kemudian dipelajari dan mulai diolah menjadi gula kristal. Ketika menguasai Mesir pada 710 M, tebu ditanam secara besar-besaran di tanah Mesir yang subur.Pada masa inilah, ditemukan teknologi kristalisasi, klarifikasi, dan pemurnian. Dari Mesir, gula menyebar ke Maroko dan menyeberangi Laut Mediterania ke benua Eropa, tepatnya di Spanyol (755 M) dan Sisilia (950 M).
Gula dikenal oleh orang-orang barat Eropa sebagai hasil dari Perang Salib pada abad ke-11.Para prajurit yang pulang menceritakan keberadaan “rempah baru” yang enak ini.Gula pertama diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099.Abad-abad berikutnya merupakan periode ekspansi besar-besaran perdagangan barat Eropa dengan dunia timur, termasuk di dalamnya adalah impor gula.Dari sebuah catatan perdagangan di Inggris, gula dihargai 2 Shilling/lb, nilai ini setara dengan beberapa bulan upah buruh rata-rata pada saat itu.
Mungkin karena merupakan sebuah temuan baru, gula pada saat itu telah menjadi sebuah simbol dari status sosial.Orang-orang kaya menyukai pembuatan patung-patung dari gula sebagai penghias meja-meja mereka.Bahkan ketika Henry III dari Perancis mengunjungi Venice, sebuah pesta diadakan untuk menghormatinya dengan menampilkan piring-piring, barang-barang perak, dan kain linen yang semuanya terbuat dari gula.Bahkan lebih “gila” nya lagi karena merupakan barang mahal, gula seringkali dianggap sebagai obat.Banyak petunjuk kesehatan dari abad ke-13 hingga 15 yang merekomendasikan pemberian gula kepada orang-orang cacat untuk memperkokoh kekuatan mereka.

Pada abad ke-15, pemurnian gula Eropa umumnya dilakukan di Venice. Namun Venice tidak bisa lagi melakukan monopoli ketika Vasco da Gama berlayar ke India pada tahun 1498 dan mendirikan perdagangan di sana. Meskipun demikian, penemuan orang-orang Amerika lah yang telah mengubah konsumsi gula di dunia.

Dalam salah satu perjalanan pertamanya, Columbus membawa tanaman tebu untukditanam di kawasan Karibia.Iklim yang sangat menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman tebu menyebabkan berdirinya sebuah industri dengan cepat.Kebutuhan terhadap gula yang besar bagi Eropa menyebabkan banyak kawasan hutan di kepulauan Karibia menjadi hampir seluruhnya hilang digantikan perkebunan tebu, seperti misalnya di Barbados, Antigua dan separuh dari Tobago.Tanaman tebu dibudidayakan secara massal.Jutaan orang dikirim dari Afrika dan India untuk bekerja di penggilingan tebu.Oleh karenanya, produksi gula sangat erat kaitannya dengan perdagangan budak di dunia barat.

2.2 Ampas Tebu
            Ampas tebu adalah suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu (saccharum oficinarum) setelah diekstrak atau dikeluarkan niranya pada Industri pemurnian gula sehingga diperoleh hasil samping sejumlah besar produk limbah berserat yang dikenal sebagai ampas tebu (bagasse).
Pada proses penggilingan tebu,terdapat lima kali prosespenggilingan dari batang tebu sampai dihasilkan ampas tebu.Pada penggilingan pertama dan kedua dihasilkan nira mentah yang berwarna kuning kecoklatan,kemudian pada proses penggilingan ketiga,keempat dan kelima dihasilkan nira dengan volume yang tidak sama.Setelah proses penggilingan awal yaitu penggilingan pertama dan kedua dihasilkan ampas tebu basah.Untuk mendapatkan nira yang optimal,pada penggilingan ampas hasil gilingan kedua harus ditambahkan susu kapur 3Be yang berfungsi sebagai senyawa yang mampu menyerap nira dari serat ampas tebu,sehingga pada penggilingan ketiga nira masih dapat diserap meskipun volumenya lebih sedikit dari hasil gilingan kedua. Pada penggilingan seterusnya hingga penggilingan kelima ditambahkan susu kapur 3Be dengan volume yang berbeda-beda tergantung sedikit banyaknya nira yang masih dapat dihasilkan.
Tebu di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 21 juta ton potensi ampas yang dihasilkan sekitar 6 juta ton ampas per tahun. Selama ini hampir di setiap pabrik gula tebu menggunakan ampas sebagai bahan bakar boiler.
Tiap berproduksi, pabrik gula selalu menghasilkan limbah yang terdiri dari limbah padat,cair dan gas.Limbah padat, yaitu: ampas tebu (bagas),Abu boiler dan blotong (filter cake). Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari perasan batang tebu untuk diambil niranya. Limbah ini banyak mengandung serat dan gabus. Ampas tebu selain dimanfaatkan sendiri oleh pabrik sebagai bahan bakar pemasakan nira, juga dimanfaatkan oleh pabrik kertas sebagai pulp campuran pembuat kertas. Kadangkala masyarakat sekitar pabrik memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Ampas tebu ini memiliki aroma yang segar dan mudah dikeringkan sehingga tidak menimbulkan bau busuk. Limbah padat yang kedua berupa blotong, merupakan hasil endapan (limbah pemurnian nira) sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir. Bentuknya seperti tanah berpasir berwarna hitam, memiliki bau tak sedap jika masih basah. Bila tidak segera kering akan menimbulkan bau busuk yang menyengat. (Mahmudah Hamawi,2005)
Kebutuhan energi di pabrik gula dapat dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan akhir. Sebagai bahan bakar ketel jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30 % berat tebu dengan kadar air sekitar 50 %. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu adalah terdiri dari unsur C (carbon) 47 %, H (Hydrogen) 6,5 %, O (Oxygen) 44 % dan abu (Ash) 2,5 %. Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula sekitar 2,5 % akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal.
Kelebihan ampas (bagasse) tebu dapat membawa masalah bagi pabrik gula, ampas bersifat bulky (meruah) sehingga untuk menyimpannya perlu area yang luas. Ampas mudah terbakar karena di dalamnya terkandung air, gula, serat dan mikroba, sehingga bila tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas. Terjadinya kasus kebakaran ampas di beberapa pabrik gula diduga akibat proses tersebut. Ampas tebu selain dijadikan sebagai bahan bakar ketel di beberapa pabrik gula mencoba mengatasi kelebihan ampas dengan membakarnya secara berlebihan (inefisien). Dengan cara tersebut mereka bisa mengurangi jumlah ampas tebu
Blotong merupakan limbah padat produk stasiun pemurnian nira, berupa endapan berbentuk padatan semi basah dengan kadar air 50 – 70%, dalam sehari dapat dihasilkan 3,8-4% dari jumlah tebu yang digiling. Blotong yang dihasilkan di angkut dengan truk kemudian ditampung pada lahan berbentuk cekungan di bagian belakang pabrik. Blotong dimanfaatkan sebagai tanah urug dan pengeras jalan. Limbah ini juga sebagian besar diambil petani untuk dipakai sebagai pupuk, sebagian yang lain dibuang di lahan tebuka, dapat menyebabkan polusi udara, pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan tersebut.Abu boiler merupakan sisa pembakaran ampas tebu yang digunakan dalam proses pengolahan tebu.Kebanyakan masyarakat masih memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
2.3 Bioetanol
(Bio)Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari China bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Campuran dari (Bio)etanol yang mendekati kemrunian untuk pertama kali ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses distilasi pada masa Kalifah Abbasid dengan peneliti yang terkenal waktu itu adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), Al-Kindi (Alkindus) dan al-Razi (Rhazes). Catatan yang disusun oleh Jabir ibn Hayyan (721-815) menyebutkan bahwa uap dari wine yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi (801-873) dengan tegas menjelaskan tentang proses distilasi wine. Sedangkan (Bio)etanol absolut didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi saringan arang.
Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa (Bio)etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol. Limapuluh tahun kemudian (1858), Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus bangunnya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael Faraday membuat etanol dengan menggunakan hidrasi katalis asam pada etilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi etanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 etanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (bio)etanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920an bahan bakar dari petroleum yang harganya lebih murah telah menjadi dominan menyebabkan etanol kurang mendapatkan perhatian. Akhir-akhir ini, dengan meningkatnya harga minyak bumi, bioetanol kembali mendapatkan perhatian dan telah menjadi alternatif energi yang terus dikembangkan.
Bioetanol, Etanol, Alkohol
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Sedangkan bioetanol adalah etanol (alkohol yang paling dikenal masyarakat) yang dibuat dengan fermentasi yang membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Jadi untuk seterusnya, dalam tulisan ini penggunaan istilah alkohol tidak akan digunakan lagi untuk menghilangkan ambiguitas.

(Bio)Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O atau rumus bangunnya CH3-CH2-OH. (Bio)Etanol merupakan bagian dari kelompok metil (CH3-) yang terangkai pada kelompok metilen (-CH2-) dan terangkai dengan kelompok hidroksil (-OH). Secara umum akronim dari (Bio)Etanol adalah EtOH (Ethyl-(OH))
(Bio)Etanol(Bio)Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman.
Saat ini (Bio)Etanol dipakai secara luas di Brazil dan Amerika Serikat. Semua kendaraan bermotor di Brazil, saat ini menggunakan bahan bakar yang mengandung paling sedikit kadar ethanol sebesar 20 %. Pertengahan 1980, lebih dari 90 % dari mobil baru, dirancang untuk memakai (Bio)Etanol murni.
Di Amerika Serikat, lebih dari 1 trilyun mil telah ditempuh oleh kendaraan bermotor yang menggunakan BBM dengan kandungan (Bio)Etanol sebesar 10 % dan kendaraan FFV (Flexible Fuel Vehicle) yang menggunakan BBM dengan kandungan 85 % (Bio)Etanol.
Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar, sebenarnya telah lama dikenal. Seperti telah disebutkan diatas bahwa pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil quadrycycle dan sejak tahun 1908 mobil Ford model T telah dapat menggunakan (Bio)etanol sebagai bahan bakarnya.. Namun penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati kurang ditanggapi pada waktu tersebut, karena keberadaan bahan bakar minyak yang murah dan melimpah. Saat ini pasokan bahan bakar minyak semakin menyusut ditambah lagi dengan harga minyak dunia yang melambung membuat (Bio)Etanol semakin diperhitungkan.
(Bio)Etanol dapat digunakan pada kendaraan bermotor, tanpa mengubah mekanisme kerja mesin jika dicampur dengan bensin dengan kadar (Bio)Etanol lebih dari 99,5%. Perbandingan (Bio)Etanol pada umumnya di Indonesia baru penambahan 10% dari total bahan bakar. Pencampuran (Bio)Etanol absolut sebanyak 10 % dengan bensin (90%), sering disebut Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) dan (Bio)Etanol. (Bio)Etanol absolut memiliki angka oktan (ON) 117, sedangkan Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 secara proporsional memiliki ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini bioetanol dikenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju telah menggeser penggunaan Tetra Ethyl Lead (TEL) maupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).


BAB III
OBJEK PENELITIAN
           
Kuliah kami Kerja Lapangan (KKL) ini kami laksanakan di dua tempat yaitu, Pabrik Gula Madukismo dan UPT BPPTK LIPI. Kami memilih kedua tempat ini karena pabrik ini mengahasilkan produk-produk yang bagus dan kami menganggap dengan melakukan penelitian di sana dapat menambah pengetahuan kami tentang produk-produk yang di produksi di sana .
1.    Pabrik Gula Madukismo
       Sebelum  perang dunia II di Yogyakarta terdapat beberapa pabrik gula seperti di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua ini merupakan pabrik kecil yang akhirnya dibumihanguskan pada perang dunia II.Pabrik  Gual (PG) Madukismo oleh pemerintah dipertahankan dan mulai diperbaiki pada tanggal 14 Juni 1955. Pembangunan pabrik ini ditanggani oleh kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur.Pembangunan pabrik tersebut merupakan hasil kerjasama antara P3G (Panitia Pendiri Pabrik Gula) dengan pemerintah DIY.Kemudian dibentuk BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang akhirnya menjelma menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani).Hal ini atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memikirkan agar hasil pendapatan petani daerah meningkat dan untuk memperluas lapangan kerja. Tanggal 29 Mei 1958 pabrik tersebut diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno .mulai tanggal 1958 pabrik mulai beroperasi dengan kapasitas 1500 ton tebu per hari. PG Madukismo terletak di Desa Padokan, Tortinimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berjarak kurang lebih 5 km sebelah barat daya kota Yogyakarta.
2.  UPT BPPTK LIPI
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK). UPT BPPTK LIPI di Yogyakarta merupakan satuan kerja yang dibentuk dengan peleburan ex UPT Bahan Baku dan Olahan Kimia (BBOK) LIPI yang berada di 3 (tiga) lokasi: Lampung, Bandung dan Yogyakarta.Bagian dari UPT BBOK LIPI yang berkedudukan di Lampung merupakan satuan kerja terbesar di antara ketiga satuan kerja di atas.Kegiatan utama dari satuan tersebut adalah pertanian.Kegiatan utama satuan kerja yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diarahkan pada pengembangan teknologi pengolahan pangan.Sub-satuan kerja yang berada di Bandung merupakan pusat kegiatan administrasi dan beberapa percobaan laboratorium.
Pembentukan UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia pada dasarnya merupakan peleburan ketiga sub-satuan kerja dari 3 lokasi dengan penekanan kegiatan yang berbeda dapat menimbulkan dampak.Dampak tersebut perlu segera diantisipasi agar satuan kerja yang baru dapat menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya secara optimal. Tugas pokok UPT BPPTK mengacu pada LIPI yang memiliki tiga tanggung jawab, yaitu:
1. kepada dunia ilmu pengetahuan
2. kepada masyarakat
3. kepada pemegang kepentingan (stakeholders)
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor penting dengan penekanan pada pengembangan riset terapan untuk kepentingan masyarakat luas demi meningkatkan kemampuan berkompetisi di era globalisasi dan pasar bebas.Pemantapan organisasi UPT BPPTK LIPI untuk mengemban tanggung jawab tersebut adalah sangat penting dilakukan oleh karena itu disadari perlu adanya sinergisme antar program, antar proyek dan antar kegiatan.Namun demikian program/kegiatan tersebut harus mempunyai fokus yang jelas dan tegas.
UPT BPPTK sebagai salah satu unit eselon III di dalam organisasi LIPI menyusun Rencana Implementatif yang memuat visi, misi, sasaran, strategi, kebijakan dan arahan program selama 5 tahun ke depan, yaitu tahun 2010 – 2014 untuk mengikuti, merespon dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang muncul baik di dalam maupun di luar negeri yang memerlukan pendekatan holistik dan berjangka panjang.
Lokasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pabrik Gula Madukismo
4.1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Madukismo
Sebelum  perang dunia II di Yogyakarta terdapat tujuh belas pabrik gula seperti di Cebongan, Gesikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua ini merupakan pabrik kecil yang akhirnya dibumihanguskan oleh Jepang pada perang dunia II dan dialih fungsikan sebagai markas. Pabrik Gula Madukismo dibangun pada tanggal 14 juni 1955. Pembangunan pabrik ini ditanggani oleh kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur. Pembangunan pabrik tersebut merupakan hasil kerjasama antara P3G (Panitia Pendiri Pabrik Gula) dengan pemerintah DIY.Kemudian dibentuk BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan) yang akhirnya menjelma menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani). Hal ini atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memikirkan agar hasil pendapatan petani daerah meningkat, memperluas lapangan kerja, serta untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Tanggal 29 Mei 1958 pabrik tersebut diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno .mulai tanggal 1958 pabrik mulai beroperasi dengan kapasitas 1500 ton tebu per hari. Pabrik Gula Madukismo aktif produksi pada bulan Mei-Oktober
Pabrik Gula Madukismo terletak di Desa Padokan, Tortinimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berjarak kurang lebih 5 km sebelah barat daya kotaYogyakarta. Luas lahan Pabrik Gula Madukismo seluruhnya adalah 28 hektar tetapi yang di gunakan sebagi pabrik hanya 4 hektar saja. Berdirinya Pabrik Gula Madukismo 75% disumbang oleh Sultan Hamengkubowono IX dan 25 % dari pemerintah. Namun seiring dengan pasang surut dunia saham, sekarang saham Sultan Hamengkubowono tinggal 65% dnn 35% dimiliki oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (PNRI).
Karena Pabrik Gula Madukismo berada dibawah kekuasaan Sultan Hamengkubowono IX, mmaka hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, Pabrik Gula Madukismo mengizinkan untuk diadakan riset denga syarat surat izin dari kepala kantor dan proposal. Pabrik Gula Madukismo juga memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi
4.1.2 Strukur Organisasi Pabrik Gula Madukismo
            P2G Madubaru PT mempunyai susunan organisasi yang dipimpin oleh Administratur. Dalam menjalankan tugasnya administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang terdiri dari kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi.
            Kepala-kepala bagian membawahikepala sub bagian dan atau kepala seksi. Masing-masing kepala seksi membawahi sub seksi, setiap sub bagian mempunyai tugas dan wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi.
            Adapuntugas-tugas administratur dan masing-masing kepala bagina adalah sebagai berikut:
1.      Direksi
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Menentukan tujuan serta menerapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
b.      Menyusun rencana kerja  jangka panjang yag berkasinambungan
c.       Membuat kebijakan dalam bidang keuangan dan personalia
d.      Membuat kabijakan dan pedoman penyusunan tahuanan
2.      Administrasi
Adalah pimpinan tertinggi yang menangani proses produksi. Tugas-tugasnya adalah:
a.       Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi bagian-bagian dibawahnya
b.      Melkasanakan policy perusahaan sesuai dengan yang ditetapkan direksi
c.       Mengajukan rencna produksi
3.      Kepala Bagian Keuangan
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Menyediakan keuangan sebagai modal usaha
b.      Menyususn pembukuan dan mengurus arsip surat-surat perusahaan
c.       Menyediakan keuangan untuk administrasi dan pengobatan karyawan serta memberiakn dana sosial
d.      Mengajukan laporan keuangan dan melaksanakan tugas lain
4.      Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
a.       Melaksanakn fungsi operasional berupa penanganan tenaga kerja, latihan pengembangan dan pemeliharaan kerja
b.      Memelihara hubungan baik dengan organisas karyawan
c.       Membawahi kepala seksi pekerjaan, kepala seksi pelatihan dan pengembangan, kepala seksi poliklinik serat beberapa kepala sub seksi
5.      Kepala Bagian Umum
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Membantu kepala bagian keuangan dalam menjalankan tugas kepemimpinan
b.      Melasanakn pengawasan terhadap orang luar yang masuk  kedalam lingkungan pabrik
c.       Membawahi kepala seksi rumah tangga dan sekretariat, kepala seksi kendaraan dan kepala seksi keamanan
6.      Kepala Bagian Tanaman
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Mengkoordinasiakn urusan tanaman mulai dari pengadaa bibit, pengolahan tanah, penanaman sampai penebnagaan tebu
b.      Menyususn anggaran  belanja tanaman
c.       Menyusun kebutuhan tanaman, misal alat-alat pertanian dann pupuk
7.      Kepala Bagian Pabrikasi
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya kepala bagian pabrikasi dibantu oleh beberapa chemicer. Tugas-tugasnya adalah:
a.       Mengatur, memimipin dan melaksanakan prosees produksi
b.      Memeriksa bahan pembantu, menentukan rendemen tebu dan menentukan jadwal tebang
c.       Melaksanakan pengawasan mutu gula
8.      Kepala Bagian Pabrik Spirtus
Tugas-tugasnya adalah:
a.       Menjalankan kebijakan administratur dalam bidang produksi alkohol dan spirtus
b.      Melakukan perbaikan-perbaikan pada esin-mesin produksi yang mmengalami kerusaka
9.      Kepala Bagian Instalasi
Dalam melaksanakan tugasnya bagian instalasi dibantu oleh beberapa masinis yang bekerja pada sesuai dengan bagian-baginnya. Adapun tugas-tugasny adalah:
a.         melakukan perbaikan-perbaikan pada mesin-mesin produksi yang mengalami kerusakan
b.        memelihara dan merwat pesawat-pesawat proses produksi serta esin-mesinnya
Karyawan di Pabrik Gula Madukismo dibagi menjadi 3 macam yaitu, karyawan  tetap, karyawan tidak tetap, dan karyawan borong.  Karyawan tidak tetap berjumlah 426 orang selebihnya adalah karyawan managerial. Karyawn
ada 3000-3500 orang. Semua karyawan diberikan fasilitas kesehatan, khusus untuk karyawan tetap diberikan fasilitas kesehatan sampai tiga anak.


4.1.3 Alat-Alat Yang DigunakanPabrik GulaMadukismo
            Alat-alat yang digunakan di Pabrik Gula Madukismo adalah:
        Gambar
           Nama Alat
           Fungsi



Alat Pengilingan Tebu

Untuk  mengiling dan memeras tebu agar terpisah dari ampasnya


Tangki serfobalance
Sebagai timbangan yang
mengunakan sistem kontrol otomatis dengan kapasitas 4,3 ton dalam sekali timbang,
Alat Pemanas (Raw Juice Heating)
(Raw
Juice Heating) membantu untuk membunuh mikroba yang ada dalam nira untuk mempercepat reaksi proses sulfitasi dan defikasi serta mencegah
terjadinya hidrolisis sukrosa. Pengunaan panas yang diberikan tidak boleh terlalu
Turbin
- Kecepatan putaran : 5800 rpm
- Tekanan masuk : 18 kg/cm2
- Daya : 3600 KW
Universitas Sumatera Utara
- Jumlah : 2 unit
Tangki Defikator
Sebagai tempat proses pencampuran
susu kapur, agar pencampuran susu kapur dengan nira menjadi merata, nira yang telah
ditampung direaktor dan sudah dicampur dengan susu kapur diaduk dengan alat
pengaduk yang telah diatur kecepatannya. Tujuan dari pengadukan ini supaya susu
kapur akan menyebar.
Bejana pengendapan (door clarifier)
bejana pengendapan (door clarifier) prinsip kerja dari pengendapan adalah
memisahkan nira dengan kotoran yang terkandung didalam nira dengan tidak
merusak nira itu sendiri.

Rotary Vacum Filtrasion
Sebagai alat pembantu dalam proses penyaringan.
Alat pemasakan
Sebagai alat pemasakan yang bertujuan untuk mengkristalkan gula atau mengubah bentuk sukrosa dari zat terlarut dalam nira menjadi padat berbentuk kristal gula
Evaporator

- Type : Calandria/ KHI Japan
- Volume : 1500 m2
- Jumlah : 5 unit
- Diameter pipa : 36 mm
- Tebal pipa : 1,5 mm
- Jumlah pipa : 5790 batang
- Fungsi : Tanki pengupan nira

Tangki sulfitase
Peti Sulfitasi Nira Mentah
- Kapasitas : 18 m3/jam
- Diameter tangki : 2700 mm
- Tinggi tangki : 6000 mm
- Type : Cylindrial
- Produksi : KHI, Japan
- Fungsi : Tangki pencampuran nira mentah dengan
Belerang

Condensat
Condensat Receiver
- Merk/Type : Little King/ TF-70-NNR// Ebara Japan
- Kapasitas : 2 m2/jam

- Temperatur : 1000C
- Fungsi : Tempat penampung air kondensat





4.1.4. Produk Yang Dihasilakan Pabrik Gula Madukismo
            Produk yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Madukismo ada tiga macam yaitu :

a.       Gula Pasir
Gambar 4.1 Gula hasil pengolahan tebu di Pabrik Gula Madukismo
Gula pasir adalah hasil utama dari hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo. Gulapasir  yang dihasilkan  dikemas dalam  plastik dengan berat 1kg tiap bungkusnya. Gula pasir  hasil produksi hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo  bermerk “gula pasir MK “. Bungkus plastik gula ada 2 macam yaitu warna merah dan biru. Gula pasir dengan bungkus warna merah adalah gula pasir sumber energi alami, sedangkan gula pasir deng warna biru adalah gula pasir biasa. Kedua macam gula pasir yang dihasilkan oleh hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo telah terdaftar di BPOM Indonesia.
Gul pasir hasil produksi Pabrik Gula Madukismo di pasarkan di sekitar Yogyakarta saja. Jika berkunjung ke Pabrik Gula Madukismo, gula pasir  dapat di beli di koperasi Pabrik Gula Madukismo yang berada di sebelah selatan  pabrik pembuatan alkohol.
b.      Alkohol atau spirtus
Alkohol yang di hasilkan oleh Pabrik Gula Madukismo  adalah pengolahan tetes tebu hasil sampingan pengolahan tebu yag di tambah dengan asam sulfat (H2SO4) dan di beri peragian dengan bakteri Saccaromices cereviceaea.
Alkohol yang di produksi oleh Pabrik Gula Madukismo adalah alkohol murni dengan kadar 95%  yang digunakan untuk alat kosmetik dan farmasi. Perusahaan farmasi yang menggunakan alkohol 95% hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo adalah Kimia Farma. Alkohol 95% digunakan sebagai pembuatan obat atau keperluan farmasi lainnya.
Selain itu juga diproduksi alkohol teknis dengan kadar 94% yang dibuat sebagai spirtus. Spirtus digunakan untuk menyalakan spirma, kompor spirtus buatan hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo yang khusus digunakan dalam pembuatan gula.
c.       Batu bata
Batu bata di buat dari hasil endapan (blotong)  limbah padat pembuatan gula. Batu bata yang dibuat dari blotong kualitasnya tidak kalah dengan batau bata yang dibuat dari tanah pada umumnya. Batu bata tidak di jual, tetapi di sumbangkan kepada masyarakat untuk mebangaun tempat ibadah dan dan lain-lain.
Selain digunakan sebagai batu bata, blotong juga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena blotong mengandung beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.
d.      Bahan Bakar Stasiun Boiler
Ampas tebu limbah pengolahan tebu dari hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo tidak langsung dibuang. Ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar di stasiun boiler. Dalam stasiun itu dipanaskan air. Dari air itu dihasilkan uap. Uap di proses degan turbin dan di hasilakn energi yang di gunakan sebagi energi pebangkit listrik.
e.       Pupuk cair
Pupik cair di hasilkan dari limbah cair proses pembuatan gula. Pupuk cair digunakan masyarakat sebagai pupuk untuktanaman padi. Berdasarkan hasil penelitian, limbah cair dari pembuatan gula mengandung  zat hara yang di butuhkan tanaman yang setara dengan pupuk NPK. Berdasarkan hasil uji keasaman oleh menteri lingkungan hidup, limbah cair mengandung pospor dalam jumlah yang sedikit. Lima atau emam tahun yangg lalu hasil pengolahan Pabrik Gula Madukismo mendapt penghargaan darii pemerintah  DIY karena limbah cairnya dapat meningkatkan produksi padi di daerah sekitar Yogyakarta.


4.1.5Proses Pembuatan GulaPasir dan Alkohol
a)   Pembuatan Gula Pasir
Bahan baku yang digunakan di PG Madukismo adalah yang berasal dari petani sesuai dengan INPRES No. 9 Tahun 1975 tentang Penanaman Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Adapun tanaman tebu ini ditanam pada lahan di beberapa Kabupaten antara lain: Sleman, Bantul, Kulon Progo, Magelang, Temanggung, Purworejo dan Kebumen. Jenis varietas tebu yang dipilih sebagai bahan baku pembuatan gula adalah varietas tebu yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.    Pertumbuhan cepat
b.    Tahan terhadap hama penyakit
c.    Umur masak pendek, hasil panen per hektar tinggi
d.   Rendemen tinggi
BSM (persyaratan kandungan tebu) adalah di bawah 2%. Jika melebihi akan di tolak. Mendapatkan jenis tanaman tebu yang memiliki semua persyaratan itu dirasa sulit.Oleh karena itu jenis varietastebu tertentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahan pembantu yang sangat penting dalam proses pembuatan gula adalah batu kapur, belerang, asam phospat, flukolan, air ambibisi, mikrobiosida dan NaOH. Hal ini berkaitan dengan cara mendapatkan gula SHS secara sulfitas alkali.Batu kapur berfungsi untuk menjernihkan nira. Belerang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gas SO2 yang digunakan untuk proses sulfitasi. Sulfitasi dipilih sebagai proses pembuatan gula karena sulfitasi lebih murah dari cara yang lain.
Belerang berfungsi untuk menetralkan kelebihan kapur pada nira. Asam phospat  berfungsi sebagai pengumpal kotoran-kotoran pada nira mentah, sehingga pemisahan kotoran dan nira jernih akan lebih mudah. Asam phospat berfungsi apabila bereaksi dengan susu kapur, membentuk trikalsium phospat. Endapan inilah yang bekerja sebagai agen pengumpal kotoran dalam nira.Flukolan adalah zat yang mengikat partikel-partikel kecil menjadi sekumpulan partikel dalam ukuran yang lebih besar sehingga kotoran yang terlarut lebih mudah mengendap. Air digunakan untuk mengekstraksi nira yang masih terkandung dalam tebu saat proses penggilingan. Mikrobiosida digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan kehilangan sukrosa.Dan NaOH digunakan untuk menghilangkan kerak pada pipa-pipa di dalam evaporator.
          Bahan bakuutama untuk pengolahan gula di PG madukismo adalah tebu. Sementara bahan bantunya adalah Ca(OH)2, SO2, flokulan, NaOH, Na3PO4, dan air imbibisi. Proses pengolahan tebu menjadi gula membutuhkan energi yang cukup besar. Sebagai penghasil tenaga uap digunakan 5 buah ketel pipa air New Mark dengan kapasitas 16 ton/jam masing-masing 440 m2 dengan tekanan kerja 15 kg/cm2 dan satu buah ketel Chen-chen kapasitas 40 ton/jam.
          Secara umum proses pengolahan tebu menjadi gula pasir melalui tahapan sebagai berikut:
1.    Pemerahan Nira (Extraction)
Tebu setelah ditebang dikirim ke stasiun gilingan (ekstraksi) untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah) melalui alat-alat berupa Unigrator Mark IV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan, masing-masing terdiri atas 3 rol dengan ukuran 36 X 64. Jumlah ampas yang diperoleh sekitar 35% tebu dan digunakan untuk bahan bakar stasiun ketel (pusat tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian untuk diproses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun pengilingan.
2.    Pemurnian Nira
Pemurnian nira dilakukan dengan sistem sulfitasi. Nira mentah ditimbang, dipanaskan pada suhu 70 – 75 derajat celcius, direaksikan dengan susu kapur dalam Defekator, dan diberi gas SO2 dalm peti sulfitasi sampai pH 70. Kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100 – 105 derajat celcius.Kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti pengedap (Door Clarifier) dan menggunakan Rotary vacuum Filter (alat penapis hampa).
Endapan padatnya (blotong) bisa digunakan sebagai pupuk organik.Kadar gula dalam blotong ini di bawah 20%.Nira jernihnya dikirim ke stasiun penguapan.
3.    Penguapan Nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect, yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat naik menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap di kristalkan di stasiun kristalisasi atau stasiun masakan. Total luas bidang pemanas adalah 5.990 m2. Nira kental yang berwarna gelap ini di beri gas SO2 sebagai bleaching/pemucatan dan siap untuk dikristalkan.
4.    Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan Kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu A-B-D dimana gula A sebagai produk, gula C dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan dengan menggunakan uap dengan tekanan di bawah atmosfer dengan vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihkan hanya 65 derajat celcius,jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas tinggi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di stasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan dalam palung pendinginan (kultrog).
5.    Stasiun Sentrifugasi
Pada stasiun putaran dilakukan pemutaran yang bertujuan untuk memisahkan gula kristaldari stroop, klare dan tetes.Pemutaran tersebut menggunakan mesin pemisah (centrifuge) yang terdiri dari basket berdinding saring yang berputar. Alat ini bekerja dengan gaya sentrifugasi. Hasil sentrifugasi adalah kristal gula (belum kering dan masih berwarna merah/belum murni) dan molase (tetes tebu). Kristal gula yang berwarna merah ini disebabkan adanya lapisan tetes yang masih tertinggal pada permukaan kristal sukrosa. Kristal gula ini masih membawa kotoran, untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan cara membasahi kristal gula dengan larutan sukrosa jenuh kemudian diputar sekali lagi, sehingga diperoleh kristal gula yang bersih.
6.    Penyelesaian dan Gudang Gula
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS dipisahkan antara gula halus, gula kasar, dan gula normal.Gula halus dan kasar dilebur, kemudian dikristalisasi lagi.Gula normal diirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik.
b)   Pembuatan Alkohol
       Bahan baku untuk pembuatan alkohol atas spiritus di PS Madukismo adalah tetes (molase) yang merupakan hasil samping pengolahan gula. Sementara bahan bantunya adalah Ragi atau Yeast, Urea, NPK, Superfloc, H2SO4 dan air.Ragi yang dipakai adalah Saccaromyces cerevisiae. Enzim yang ada dalam ragi ini merubah gula yang masih ada dalam tetes menjadi alkohol dan gas CO2.
       Secara umum proses pengolahan tetes menjadi alkohol melalui 3 tahapan berikut:
1)        Pemasakan
Tetes diencerkan dengan air sampai brix tertentu dan ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi.Sebagai sumber nitrogen dipakai pupuk urea, dan sebagai sumber phosphor dipakai pupuk NPK.
2)        Peragian
Dilaksanakan bertahap mulai dari isi 3.010 liter, 18.000 liter dan 75.000 liter. Waktu peragian utama berkisar 36-40 jam dan kadar alkohol yang bisa dicapai antara 9-10%.
3)        Penyulingan
Adonan yang telah selesai diragikan dipisahkan alkoholnya (disuling) di dalam pesawat penyulingan. Penyulingan menggunakan tenaga uap dengan tekanan 0,8 kg/cm2 pada suhu 120 derajat celcius. Pesawat penyulingan terdiri dari 4 kolom :
·           Kolom Kasar (Maise Column)
Hasilnya alkohol kasar dengan kadar 45% masuk ke kolom Vorloop.Vinasse, dibuang.
·           Kolom Vorloop
 Alkohol teknis dengan kadar 94% masih mengandung aldehid, kemudian ditampung sebagai hasil
·           Kolom Rektifiser
Alkohol murni (prima) dengan kadar 95% bebas aldehid, ditampung sebagai hasil.
·           Kolom nachloop
Alkohol teknis dengan kadar 94%, ditampung sebagai hasil


4.2  UPT BPPTK LIPI
4.2.1 Sejarah DidiriknayaUPT BPPTKLIPI Yogyakarta
Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Yogyakarta, disingkat UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK). UPT BPPTK LIPI di Yogyakarta merupakan satuan kerja yang dibentuk dengan peleburan ex UPT Bahan Baku dan Olahan Kimia (BBOK) LIPI yang berada di 3 (tiga) lokasi: Lampung, Bandung dan Yogyakarta.Kegiatan utama satuan kerja yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, diarahkan pada pengembangan teknologi pengolahan pangan.
UPT BPPTK LIPI terdiri dari tiga macam laboratorium yaitu Laboratorium Pangan, Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak, serta Laboratorium Teknologi Kimia Dan Lingkungan.
Lokasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada dua yaitu Desa Gading, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul yang berjarak sekitar 31,5 km dari Yogyakarta dan Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.



4.2.2 Strukur Organisasi UPT BPPTK LIPI Yogyakarta
Gambar 4.2 Struktur Organisasi UPT BPPK LIPI Yogyakarta
Keterangan gambar:
Kepala : Hardi Julendra S.Pt., M.Sc
Sub. Bag Tata Usaha : Hendra Herdian S.Pt., M.Sc
Seksi Rancang Bangun : Ahmad Sofyan S.Pt., M.Sc
Seksi Program dan Kerjasama : Satriyo Krido Wahono, ST
Kepala Program Pangan : Ir. Muhammad Kurniadi,  MTA
Kepala Program Teknologi Kimia dan Lingkungan: Ir. Muhammad Kismurtono
Kepala Program Pakan : Erma Damayanti, S.Si
       Ketua UPT BPPTK LIPI Yogyakarta adalah Hardi Julendra S.Pt., M.Sc yang ahli dalam bidang nutrisi ternak. Dalam melaksanakan tugasnya beliau di bantu oleh pegawai yang ahli pada bidangnya dan mempuyai tanggungjawab masing-masing.
Pegawai yang bertanggung  jawab bagian Tata Usaha di UPT BPPTK LIPI Yogyakarta adalah Hendra Herdian S.Pt., M.Sc. Jabatan Seksi Rancang Bangunan diemban oleh Ahmad Sofyan S.Pt., M.Sc. Sedangkan Jabatan Seksi Program dan Kerjasama dipegang oleh Satriyo Krido Wahono, ST.
UPT BPPTK LIPI Yogyakarta memiliki tiga macam program atau spesilisasi yang dipimpin orang yang berbeda pula. Kepala Program Pangan dijaba oleh IR. Muhammas Kurnia, MTA. Kepala Program Teknologi Kimia dan Lingkungan di jabat oleh Ir. Muhammad Kismurtono. Sedangkan ibu Erna Damayanti adalah kepala program Pakan.
Pegawai UPT BPPTK LIPI Yogyakarta ada 70 orang dari seluruh Indonesia. Kepala UPT BPPTK LIPI Yogyakarta berasal dari Sumatera. Deputi UPT BPPTK LIPI terbagi dalam lima kelompok yaitu Deputi IPSK, Deputi Jasil (Jasa hasil penelitian), Deputi IPT  yang bekerja pada bidang teknologi misalnya teknologi mobil tatasurya, Deputi IPK yang  bekerja pada bidang bencana seperti gempa dan tsunami. Serta Deputi IPH (Ilmu hayati dan bioteknologi).
4.2.3  Alat-Alat Yang Digunakan di UPT BPPTK LIPI
 UPT BPPTK LIPI terdiri dari tiga macam  laboratorium yaitu Laboratorium Pangan, Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak, serta Laboratorium Teknologi Kimia Dan Lingkungan.
Alat-alat yang ada di Laboratorium Pangan adalah hotplate yang berfungsi untuk memanaskan serta menghomogenkan bahan, tabung reaksi untuk mereaksikan bahan atau larutan, lemari asam untuk menuangkan larutan yang bersifat asam, oven untuk mensterilisasi alat, gelas ukur untuk mengukur larutan yang akan digunakan, alat destilasi yang berfungsi untuk proses destilasi dan lain-lain.
Alat-alat yang terdapat pada Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak adalah aspirator yang berfungsi untuk menyerap cairan pada rumen sapi, timbangan untuk mengukur berat sapi.
Alat yang digunakan Laboratorium Teknologi Kimia Dan Lingkungan adalah detegsenger pengikat panas.



4.2.4 Produk yang dihasilkanUPT BPPTK LIPI
1)   Gudeg Kaleng
http://bpptk.lipi.go.id/bpptk2.1/images/stories/Produk/isi_gudeg_kaleng.jpg
Gambar 4.3 Gudeg Kaleng
Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwak.  Komposisi kandungan : GIZI % per 100 g, Lemak 5.12, Protein 5.33, Karbohidrat 12.47, kadar air 73.28 dan kadar abu 1.72 terdaftar BPOM. RI . MD. 555112001035.
2)      Manggut Lele Kaleng
http://bpptk.lipi.go.id/bpptk2.1/images/stories/Produk/mangut.jpg
Gambar 4.2 Manggut Lele Kaleng
Mangut lele merupakan makanan khas dari daerah Bantul, Yogyakarta.Lele dimasak dengan menggunakan bumbu mangut, yang didominasi dengan kuah dari santan. Komposisi Gizi Mangut Lele Kaleng : GIZI % per 100 g, lemak 6.24, protein 6.58, karbohidrat 9.63, kadar air 75.71, kadar abu 1.66 terdaftar BPOM.RI.MD. 517112003035.

3)      Tepung BMC Tempe

http://bpptk.lipi.go.id/bpptk2.1/images/stories/Produk/tepung_tempe2.jpg
Gambar 4.3 Tepung BMC Tempe
Tepung BMC Tempe merupakan tepung campuran dari tepung tempe dan bahan lokal lainnya (tepung beras, tepung kacang hijau dll). Tepung BMC Tempe ini dapat dibuat menjadi produk makanan (kudapan) yang dapat digunakan dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia sekolah maupun balita.



4)      Lemo-Fit

Gambar 4.4 Lemo-Fit

Lemo-Fit adalah produk pakan imbuhan yang diformulasikan khusus untuk ternak ruminansia baik ternak kecil (domba, kambing dll) maupun ternak besar (sapi, kerbau dll). Khasiat nutrisi produk imbuhan pakan ini selain sebagai peningkat nafsu makan ternak juga akan meningkatkan produktivitas sehingga lebih menguntungkan bagi peternak. Beberapa hasil uji lapangan ke peternak rakyat juga memperlihatkan adanya pengaruh positif dari Lemo-Fit terhadap kesehatan ternak.

5)      Tepung untuk anak gizi buruk

6)      MLP (maknanan lewat pipa)
7)      Khoir (susu kental manis dari tempe)
8)      Tepung tempe untuk serdadu (tentara) agar tidak kelaparan
9)      Mi Ayo (Modifide Cassava)
10)  Biskuit untuk penderita diabetes melitus
11)  Nogel, dari keong usal
12)  biogas
Produk hasil olah di LIPI kebanyakan local, diantaranya (http://rodhotululiya.blogspot.com/2012_01_01_archive.html) :
1.      Pathilo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6vnlB_Qhscg6-NcgZeagdgb2i91vR2o1PQlxqKwhCoWRZBBdatxAwGxu_W99Uy61AOjRQA1ulUP8rPuE6chKYeemWZVwkbxgrKroZ_vwiEIzSEBGp5bCXthmHQ56XnqEeXPW7O_MCEDY/s1600/pathilo.jpg
Pathilo merupakan makanan sejenis kerupuk yang menjadi makanan khas Gunungkidul.Semakin digemarinya produk ini secara luas menjadikan potensial untuk dikembangkan.Penelitian yang telah dilakukan LIPI tentang teknologi pembuatan pathilo menghasilkan pathilo yang memiliki kualitas yang lebih bagus dan lebih banyak disukai oleh konsumen.Kegiatan lanjutan berupa implementasi teknologi pembuatan pathilo sebagai salah satu kegiatan pembinaan UMKM yang berkaitan dengan pasca panen ubi kayu dilakukan di Desa Bejiharjo, Karangmojo.Kegiatan ini melibatkan peran serta wanita, terutama yang bergabung dalam kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).Kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan pembuatan pathilo, diversifikasi produk pathilo, pengemasan produk serta pemasaran produk. Diharapkan denga implementasi ini muncul UMKM pathilo yang mandiri dan maju
2.      Teh Jamur linzie
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGM_VL99t5rBzJRDmTR-hD714HIFBjJ_r1v5OA0kg6p2jO1J94wMphb1foWqzfTZg7VvkIoxCQPmNaOb1E8N4MOa4teT9GBm0TZpOCekkjDpuNgbrkY6fxmfOIfwxY8EjK-hoguCgJOiM/s1600/lingzie.jpg

Teh ling zhi adalah teh yang diminum oleh raja-raja dahulu di negri Cina untuk menjaga kesehatan tubuh supaya tetap muda, kuat secara fisik dan bebas dari gangguan penyakit yang dikarenakan faktor penuaan.
Sejak tahun 1962 telah diteliti oleh pakar kesehatan jepang bawa Teh Ling Zhi sama sekali tidak ada efek sampingan, apabila terus menerus diminum dapat menghasilkan antibodi tubuh yang kuat, menormalkan semua fungsi organ tubuh dan dapat menghilangkan penyumbatan pembuluh darah yang diakibatkan kolestrol, lemak dan lipid darah.
3.      Cranberry
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwtnJlAZ0ZlnWEjkQV4HJt5UzNaJ-sNfIWZjcR8MzIIjH7vHdmoVOiudPwDoOcEWLv4EvvDE3HpiwnyLdH24e75GzoeJwxXih3PEEE_pcSb2N86G8dypzI7nnQTDwburGQaggd6X6D4ow/s1600/teh+rosella.jpg

UPT BPPTK LIPI Yogyakarta telah berhasil mengembangkan proses pengolahan kelopak bunga Cranberry menjadi produk minuman seduh kantong (tea bag) dan bubuk sedu dengan kualitas produk lebih unggul daripada yang telah beredar di pasaran. Prosesnya dilaksanakan menggunakan teknologi yang tidak terlalu canggih namun tetap menghasilkan produk berkualitas dan memberi citra higienis yang baik.Produk hasil penelitian tersebut memiliki warna lebih merah cerah walaupun tanpa ditambahkan pewarna dengan rasa yang lebih disukai.Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk minuman hangat maupun dingin sesuai dengan yang dikehendaki.
  1. Sayur Lombok ijo
  2. Sabun sirih
  3. Tempe kari
  4. Distilat sirih
  5. Distilat cengkeh
  6. Pati bengkuang
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Observasi, Dapat Disimpulkan Sebagai Berikut
1.      PG. Madukismo dibangun pada tahun1955 atas prakarsa Sultan Hamengkubuwono IX.
UPT BPPTK LIPI Yogyakartadibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia nomor 1022/M/2002, tanggal 12 Juni 2002, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK).
2.      Struktur organisasi PG. Madukismo P2G Madubaru PT mempunyai susunan organisasi yang dipimpin oleh Administratur. Dalam menjalankan tugasnya administratur dibantu oleh kepala-kepala bagian yang terdiri dari kepala bagian keuangan, umum, tanaman, instalasi dan pabrikasi.
 UPT BPPTK LIPI Yogyakarta dipimpin olleh
3.      Alat-alat apa saja yang dipakai di PG. Madukismo dan Gunungkidul serta fungsinya?
4.      Apa saja produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?
5.      Bagaimana proses pembuatan produk yang dihasilkan oleh PG. Madukismo dan UPT BPPTK LIPI Yogyakarta?



DAFTAR PUSTAKA
Ananta, Ferdinan.2007. Laporan Kerja Praktek Proses Pengolahan Limbah  Di PG Madukismo, Yogyakarta.
energibio.wordpress.com
 saifulanwar.wordpress.com
sciencedanar.blogspot.com
http://tofikmunandar.blogspot.com/2011/08/bab-ii-tinjauan-umum.html , tgl 2 jam 10
http://bpptk.lipi.go.id/